Musyawarah tersebut dihadiri oleh para peserta ahli utusan yang diundang dari berbagai negeri di Nusantara dan sekitarnya yang dibagi ke dalam 5 kelompok.
Selama proses musyawarah terjadi perdebatan sengit karena terdapat perbedaan pendapat di antara para peserta.
Namun, keadaan itu akhirnya dapat diatasi oleh penanggung jawab dengan mengambil jalan tengah yang bisa diterima oleh semua pihak.
Juga dengan memperhatikan amanat yang disampaikan Sultan Kasepuhan, Pangeran Samsudin Mertawijaya, yakni kakanda Pangeran Wangsakerta pada pembukaan kegiatan musyawarah yang berlangsung di Paseban Keraton Kasepuhan Cirebon.
Berikut ini kalimat pembuka dari naskah Naskah Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara yang ditulis Pangeran Wangsakerta:
Inilah pustaka kerajaan-kerajaan di Bumi Nunsantara. Sargah pertama dari parwa kedua.
Merupakan pustaka yang menerangkan kerajaan-kerajaan di Bumi Nusantara masa lalu, dengan berbagai peristiwanya.
Disusun dan dibukukan olehku, beserta beberapa puluh pujangga besar, para pemuka,menteri, patih, para pegawai raja sebagai duta kerajaan, para perwakilan dariberbagai wilayah, penghulu agama, serta sejumlah menteri kerajaan Cirebon dengan dipimpin oleh saya sebagai ketua penulis, yaitu Pangeran Wangsakerta.