Atas Petunjuk Ibunya, Sunan Gunung Jati Tinggalkan Mesir di Usia 20 Tahun, Seorang Diri Mencari Tanah Cirebon

- 2 Juni 2022, 19:51 WIB
Gunung Sembung, tanah dakwah pertama Sunan Gunung Jati sekaligus tempat persemayamannya yang terakhir.
Gunung Sembung, tanah dakwah pertama Sunan Gunung Jati sekaligus tempat persemayamannya yang terakhir. /Antara/Enjang Solihin

INDARMAYUHITS – Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati adalah putra mahkota kerajaan di Mesir, namun ia tak mengambil warisan tahta itu.

Sunan Gunung Jati punya ketetapan hati lain. Hatinya terpaut di tanah Jawa. Negeri ibunya, Syarifah Mudaim atau Nyai Rarasantang.

Sunan Gunung Jati pun menyerahkan tahta kerajaan kepada sang adik, Syarif Nurullah.

Baca Juga: Andai Syekh Dzatul Kahfi Tidak Meminta Nyai Rarasantang Pergi ke Mekkah, Tak Akan Ada Sunan Gunung Jati

Dikutip dari naskah Pustaka Nagarakrtabhumi, setelah tahta Kesultanan Mesir diserahkan kepada adiknya Syarif Nurullah, Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) semakin kuat tekadnya untuk menjadi guru agama Islam.

Ia kembali ke tanah Jawa, tanah tempat ibunda Sunan Gunung Jati, Nyai Rarasantang belajar agama Islam, tanah Carbon atau Cirebon.

Waktu itu Sunan Gunung Jati masih berusia kira-kira 20 tahun. Ia menjadi orang alim dan saleh dan berhasrat besar untuk terus menimba ilmu agama Islam.

Baca Juga: Kisah Lahirnya Sunan Gunung Jati, Tempat, Nasab, hingga Nama Kecilnya Versi Purwaka Caruban Nagari

Syarif Hidayatullah berguru kepada banyak ulama besar yang memiliki kapasitas keilmuan tinggi, baik di Arab Saudi maupun Mesir.

Dari para guru-gurunya, beliau mendapatkan beragam nama di antaranya Sayid Kamil dan Syekh Nuruddin Ibrahim Ibnu Maulana Sultanil Al Kibti.

Halaman:

Editor: Kalil Sadewo

Sumber: Pustaka Nagarakertabhumi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x