Jauh Sebelum Ada Kampus, Tahun 1698 Ilmuwan Keraton Kesultanan Cirebon Pernah Menyusun 1.213 Naskah Penelitian

- 4 Juni 2022, 19:02 WIB
Keraton Kasepuhan Cirebon yang dulu menjadi Keraton Kesultanan Cirebon.
Keraton Kasepuhan Cirebon yang dulu menjadi Keraton Kesultanan Cirebon. /Dok. Pikiran-Rakyat/

Baca Juga: Identitas 6 Istri Sunan Gunungjati, Tak Ada yang Asal Indramayu

Cerita Pembuka Semoga tiada aral melintang. Walaupun aku sebagai ahli tentang pengetahuan, terutama mengenai riwayat kerajaan masa lampau dan ilmu kenegaraan, Namun terlebih dahulu menyampaikan pujian kepada Tuhan YME dan aku benar-benar ikhlas, sebagai muslim aku ini adalah keturunan dari Susuhunan Jati sebagai gurubesar agama Islam di tanah Jawa Barat.

Sekalipun demikian, aku senantiasa menghormati semua agama. Intisari dari pustaka ini, berpegang teguh pada prinsip keadilan, mengambil jalan tengah. Semua riwayat yang tersebar ke mana-mana dibukukan menjadi satu.

Setelah disetujui dan tidak memihak lalu disebarkan oleh beberapa orang pujangga besar, yang memahami pengetahuan wilayah kerajaan di bumi Nusantara.

Baca Juga: Mataram Kalah Perang di Jayakarta, Sultan Agung Perintahkan Raden Wiralodra Jaga Perbatasan Cirebon-Belanda

Tulisan ini antara lain berisi kisah tentang kerajaan-kerajaan yang  besar pengaruhnya. Inilah antara lain,  riwayat nenek moyang yang sangat mengesankan, dari riwayat serbaguna, sesuai dengan kenyataan.

Beginilah permulaan riwayat besar tulisan tentang kerajaan-kerajaan yang intinya sebagai kitab pegangan yang menerangkan kerajaan di bumi Nusantara, terutama Pulau Jawa dan sekitarnya. Sesuai dengan segala daya upaya akhirnya selesai juga pada waktunya, pekerjaan ini telah tercapai dengan sempurna.

Adapun aku menulis kitab ini karena diberi tugas oleh ayahku, yaitu Pangeran Resmi yang bergelar Panembahan Adiningrat Kusuma alias Panembahan Ghirilaya nama lainnya, pada saat ayahku belum meninggal.

Baca Juga: Mataram Punya Ambisi Kuasai Jawa, tapi Selalu Gagal, karena Kerajaan di Jawa Barat Tak Pernah Bisa Dikalahkan

Demikian pula, aku diperintahkan menulis kitab ini oleh Sultan Banten, yaitu Pangeran Abdul Patah dengan nama penobatannya Sultan Ageng Tirtayasa.

Halaman:

Editor: Kalil Sadewo

Sumber: Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x