Hanya ada aktivitas keagamaan biasa seperti sholat lima waktu dan lainnya yang pernah diajarkan Ki Jatira kepada masyarakat sekitar.
Karena tidak ada penerus yang langsung menggantikan beliau, Pesantren Babakan pun vakum, bahkan digambarkan dalam berbagai tulisan sejarah, kevakuman yang lama mengakibatkan pesantren fisik pesantren nyaris tak berbekas.
Barulah ketika putri dari Ki Jatira menikah dengan KH Nawawi, inisiatif untuk mambangun kembali Pesantren Babakan dilakukan.
Namun, menantu Ki Jatira tersebut diyakini tidak membangun persis di titik berdirinya Pesantren Babakan untuk pertama kalinya.
Laman Makom Albab menyebut letaknya 1 kilometer ke arah selatan dari tempat berdirinya pesantren Ki Jatira.
KH Nawawi tak sendirian, beliau membangun dan mengelola pesantren dibantu KH. Adzro’i. Setelah keduanya wafat, pesantren dikembangkan oleh KH Ismail putra KH Adzro’i pada tahun 1225 H/1800 M. ***