INDRAMAYUHITS – Letto, grup musik Indonesia dibentuk pada 21 April 2004 belakangan terungkap bahwa syair-syairnya memiliki makna religi yang kuat.
Beberapa lagu Letto, grup musik asal Yogyakarta, memuat pesan penghambaan dan kecintaan kepada Tuhan, salahsatunya adalah lagu Sebelum Cahaya.
Secara spesifik, lagu Letto Sebelum Cahaya tak sedikit orang menilai lebih ke arah dimensi sufistik.
Baca Juga: Jadi Top Skorer Liga Inggris Pertama dari Asia, Berapa Bayaran Son dari Tottenham Hotspur?
Lagu ikonik yang dirilis pada 2007 ini sepintas memang terdengar seperti kisah cinta sepasang manusia. Dari teks liriknya bisa kita tangkap gambaran tentang seorang kekasih yang sedang mencari-cari kekasihnya.
Dan juga seorang kekasih yang tidak akan pernah membiarkan kekasihnya sendirian, walau mereka sedang berjauhan.
Tapi jika diperdalam, sebenarnya lagu ini adalah upaya Letto untuk menghadirkan Tuhan sebagai sosok yang sangat dekat, intim, dan mesra dengan kita.
Lagu ini seolah-olah menggambarkan Tuhan yang sedang berbicara kepada manusia sebagai makhluk yang Dia cintai.
Lebih khusus ditujukan kepada mereka-mereka yang meniti jalan sunyi; yang sedang dalam proses mencari yang Maha Sejati. Bisa disimak pada lirik:
Ku teringat hati, yang bertabur mimpi
Ke mana kau pergi cinta
Perjalanan sunyi, engkau tempuh sendiri
Kuatkanlah hati cinta
Baca Juga: Nasab Keilmuan Syekh Abdul Qadir Al Jailani hingga Menguasai Ilmu Tauhid, Fiqih hingga Tasawuf
Dalam lirik tersebut, tergambar sosok Tuhan yang sangat romantis dengan menyebut kita sebagai “cinta”.
Tuhan juga hadir sebagai sosok penyemangat yang menguatkan kita—khususnya yang menempuh jalan sunyi, yang memilih mengasingkan diri dari gemerlap dunia. Selanjutnya, Tuhan digambarkan sebagai sosok setia yang tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian.
Kekuatan hati, yang berpegang janji
Genggamlah tanganku cinta
Ku tak akan pergi, meninggalkanmu sendiri
Temani hatimu cinta
Baca Juga: Bisakah Mencapai Ma'rifatullah Tanpa Ber-thoriqoh? Begini Menurut Habib Luthfi
Asal kita mau berpegang tangan kepada Tuhan (alias tawakal), yakin sepenuh hati atas janji-janji kebahagiaan dari Tuhan, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian.
Tuhan membuktikan komitmen itu melalui lirik:
Ingatkah engkau kepada embun pagi bersahaja
Yang menemanimu sebelum cahaya
Ingatkah engkau kepada angin yang berhembus mesra
Yang ‘kan membelaimu cinta.
Untuk diketahui, Letto saat ini beranggotakan enam personil, mereka adalah Noe sebagai vokalis Patub sebagai gitaris, Corner sebagai gitaris, Widi sebagai pianis, Arian sebagai bassis, dan Dhedot sebagai drummer.
Tahun 2000-an bisa dibilang sebagai masa keemasan band-band pop Tanah Air. Pada era itu muncul nama-nama band yang lagunya masih hits hingga masa kini. Salah satunya adalah Letto.
Lirik lagu yang dalam menyatu dengan alunan melodi yang merdu, serta suara khas dari sang vokalis Letto membuat musik Letto begitu nikmat masuk ke telinga.
Baca Juga: Son Cetak Sejarah, Jadi Top Scorer Pertama Liga Inggris dari Asia, Ini Sosoknya
Itu yang membuat Letto berhasil menjadi grup band papan atas pada masanya dan bahkan hingga saat ini.
Keberhasilan Letto bukan soal itu saja akan tetapi keberhasilannya yaitu membuat banyak orang tertipu dengan lirik-lirik lagu yang mereka ciptakan.
Mereka berhasil menciptakan kesan abstrak pada lagu-lagunya sehingga hakikat makna "di luar teks" jadi tersembunyi.
Baca Juga: Presiden Polandia Provokasi Parlemen Ukraina: Tak Perlu Tunduk pada Syarat Vladimir Putin
Banyak yang berkesimpulan bahwa makna dari lirik-lirik lagu Letto itu hanya hubungan cinta asamara antara sepasang manusia yang sedang memadu kasih.
Tapi tidak sedikit juga yang beranggapan bahwa banyak makna-makna mendalam yang tersirat dari lirik lagu Letto. Yaitu makna hubungan cinta antara hamba dan Tuhan.
Kalau kita lebih cermat dan meresapi lirik-lirik pada beberapa lagu Letto, pasti kita akan merasa seolah sedang dibawa pada situasi di mana dalam ruang tersebut hanya ada kita dan Tuhan.
Baca Juga: Mau Berkurban? Begini Syarat Sah dan Tips Memilih Hewan Kurban Terbaik
Meminjam bahasa Letto, ruang tersebut bernama “Ruang Rindu”, ruang yang memungkinkan terjadinya dialog intim dan mesra antara kita dan Tuhan.
Ini bukan cocokologi, karena pada beberapa kesempatan memang sang penulis lagu, Sabrang Mowo Damar Panuluh nama asli dari Noe vokalis Letto pernah menginterpretasikan makna lirik dari lagu Letto merupakan hubungan hamba dengan Sang Kholik.
Namun putra pertama dari Emha Ainun Najib atau Cak Nun ini selalu memberikan kebebasan kepada siapapun untuk menginterpretasikan sendiri makna dari karya-karyanya. ***