Bantuan Sosial Beras Capai 59,96 Persen, Kemensos Ungkap Beberapa Kendala dalam Penyalurannya

23 Oktober 2020, 17:53 WIB
Ilustrasi bantuan beras/ANTARA /

PR INDRAMAYU – Kemensos atau Kementerian Sosial mengatakan, sampai Kamis, 22 Oktober 2020, anggaran bantuan sosial beras atau BSB telah mencapai Rp3,15 triliun atau 59,96 persen dari target Rp5,26 triliun.

Bantuan tersebut disalurkan kepada 10 juta Keluarga Penerima Manfaat atau KPM.

"Pergerakan bansos beras ini cepat sekali dan masif karena adanya bantuan PKH yang cukup komitmen bersama para transporter," kata Kepala Biro Perencanaan Kemensos RI, Adhy Karyono saat dihubungi di Jakarta, Jumat 23 Oktober 2020.

Baca Juga: Toyota Sabet Urutan Puncak Merek Otomotif Global Interbrand 2020, Berikut 3 Komponen Penilaiannya

Bantuan sosial beras ini merupakan salah satu bagian dari program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) yang dianggarkan oleh pemerintah pusat.

Per bulannya setiap Keluarga Penerima Manfaat, menerima 15 kilogram beras kualitas medium.

Secara keseluruhan, pemerintah melalui Kemensos dan bekerja sama dengan Perum Bulog menyiapkan 450 ton beras.

Baca Juga: Jelang Libur Panjang Maulid Nabi Muhammad, Ridwan Kamil Imbau Warga untuk Tidak Berlibur

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Antaranews, bantuan ini nantinya akan disalurkan ke 514 kabupaten dan kota melalui bantuan transporter. 

Adhy mengatakan berdasarkan hasil evaluasi, terdapat beberapa kendala dalam menyalurkan bantuan sosial beras ini.

Kendala tersebut yang pertama adalah adanya sejumlah daerah yang masih memberlakukan PSBB, sehingga membuat distribusi beras jadi terhambat.

Baca Juga: Gelar Upacara Bendera, Ketua MWCNU Sukagumiwang Indramayu Sampaikan Tantangan Baru Santri

Faktor lainnya adalah beberapa daerah tujuan distribusi BSB, sedang melakukan tahapan pilkada 2020. Sehingga pemerintah setempat sangat berhati-hati.

Melihat situasi saat ini yang terbatas dan mendesak, adanya beberapa kepala daerah yang ingin meluncurkan secara resmi penyaluran bantuan beras, Adhy menilai hal itu tidak relevan.

"Kalau hanya untuk launching saya rasa tidak dibenarkan lagi untuk menunggu supaya lama karena masyarakat sudah menunggu," kata Adhy.

Baca Juga: Cek Fakta: Tersiar Kabar Vaksin Covid-19 Dapat Merusak DNA Seseorang, Berikut Klarifikasinya

Faktor geografis di beberapa daerah juga menjadi kendala dalam menyalurkan BSB, misalnya Papua dan Jawa Barat.

Contohnya, daerah dataran tinggi membutuhkan armada khusus, karena kondisi jalan yang cukup menantang.

"Kemarin di Jawa Barat ada armada yang terguling. Oleh karena itu khusus daerah seperti itu armadanya juga harus tangguh dan kuat," ucapnya.

Baca Juga: Pembelian Vaksin Covid-19, Dinkes Jabar Ungkap Kebutuhan Vaksin Warganya Singgung Rentan Usia

Yang terakhir, persoalan kapasitas gudang yang kecil, namun harus menyuplai dalam jumlah banyak.

Sebagai contoh, di Cianjur, Jawa Barat yang memasok Cianjur dan Sukabumi.

"Minggu ini Jawa Barat kita targetkan realisasi bansos beras bisa 90 persen," katanya.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler