Melanjutkan Pilkada 2020, Fuad Bawazier Sebut Seolah Nyawa Manusia Diobral Murah

- 23 September 2020, 11:02 WIB
PILKADA 2020 bisa menimbulkan jutaan pasien Covid-19 baru, pengamat politik meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) menundanya.*
PILKADA 2020 bisa menimbulkan jutaan pasien Covid-19 baru, pengamat politik meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) menundanya.* /Kolase pixabay dan KPU

PR INDRAMAYU - Mantan menteri keuanganan, Fuad Bawazier mengatakan memang riskan melakukan pilkada di tengah pandemi Covid-19 dan resesi ekonomi.

Dilansir PikiranRakyat-Indramayu.com dari situs RRI, Risikonya sangat berat selain mempertaruhkan banyak hal, terutama nyawa manusia seperti diobral murah.

"Pemerintah dan KPU nampaknya nekad akan tetap melaksanakan Pilkada pada 9 Des 2020 meski Pandemi Covid-19 masih meningkat. Demi menjaga dari terinfeksi Covid-19, sebaiknya pemilih menolak datang ke TPS utk Pilkada. Karena TPS bisa jadi klaster baru,'' kata Fuad, Rabu (23 September 2020).

Baca Juga: Mencium Gelagat Kebangkitan PKI, Gatot Nurmantyo Sebut Adanya Gaya Baru

Menurutnya, anak sekolah dan mahasiswa saja belajar dari rumah. Orang kantor juga WFH (Work From Home), dan berbagai aturan yang melarang kerumunan atau kumpul kumpul. 

"Nah, dalam pilkada sebaliknya karena mengundang orang berkumpul.Pilkada biasanya di awali dengan kampanye dan lain-lain. Dan akhirnya, terlalu berisiko bagi pemilih untuk datang ke kampanye dan TPS," jelasnya.

Kemudian Fuad Bawazier mengaku bahwa dirinya tidak akan datang ke TPS.

Baca Juga: Bersiap Indonesia Jelang Resesi, Perencanaan Keuangan Bagikan Tips Menghadapinya

"Saya sendiri nanti tidak akan datang ke TPS. Dan saya merasa banyak orang yang bersikap seperti saya. Saya memang merasa riskan,'' tambahnya.

Halaman:

Editor: Evi Sapitri

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x