ADB Prediksi Perekonomian Tumbuh 5 Persen, Indonesia Ajukan Pinjaman Rp6,3 Triliun untuk Vaksinasi

- 29 April 2021, 07:14 WIB
Diprediksi Perekonimian Indonesia akan tumbuh 5 persen seiring dilakukannya vaksinasi, oleh karena itu pemerintah ajukan pinjaman Rp6,3 triliun.
Diprediksi Perekonimian Indonesia akan tumbuh 5 persen seiring dilakukannya vaksinasi, oleh karena itu pemerintah ajukan pinjaman Rp6,3 triliun. /Antara/M Risyal Hidayat

PR INDRAMAYU - Perekonomian Indonesia diprediksi akan kembali tumbuh tinggi di tahun 2022 dengan pencapaian angka 5 persen dari perkiraan pertumbuhan tahun ini yakni 4,5 persen seiring melajunya program vaksinasi.

Sementara itu demi percepatan vaksinasi, Indonesia mengajukan pinjaman utang senilai 450 juta dollar AS atau sekitar Rp6,3 triliun dan telah disetujui oleh Bank Pembangunan Asia (ADB).

Pinjaman ini dilakukan pemerintah agar PT Bio Farma dalam memperoleh dan menyalurkan vaksin secara aman dan efektif.

Baca Juga: Prediksi Southampton vs Leicester di Liga Inggris, Kelechi Iheanacho Tak Bisa Dianggap Remeh

Hal ini juga merupakan bagian dari Responsive Covid-19 Vaccines for Recovery (RECOVER) yang mendanai pembelian sekurang-kurangnya 65 juta dosis vaksin Covid-19 bagi kelompok prioritas sesuai ketetapan pemerintah Indonesia.

Proyek pemberian pinjaman semacam ini diluncurkan sejak Desember 2020 dengan dukungan dari Asia Pacific Vaccine Access Facility (APVAX) senilai 9 miliar dolar AS.

Dukungan ini upaya memenuhi ketersediaan vaksin cepat dan adil bagi negara-negara berkembang anggota ADB, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Malam Ini: Berhasil Tutupi Kebohongan Elsa, Riki Minta Imbalan Ini Lagi!

"Proyek ini akan membantu memvaksinasi jutaan warga yang rentan baik secara sosial m ekonomi dan memiliki risiko tertular yang tinggi, serta bagi para pelayan masyarakat yang menyediakan layanan penting," ujarnya Presiden ADB Masatsugu Asakawa dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Antara.

Ia juga memastikan ADB akan membantu pemerintah Indonesia melalui Bio Farma untuk meningkatkan manajemen logistik dan menyalurkan vaksin secara lebih efektif kepada masyarakat.

Pemerintah Indonesia telah menargetkan pemberian vaksin kepada 181,5 juta orang dan ini merupakan salah satu program vaksinasi terbesar di dunia.

Baca Juga: Ditanya Akan Menjadi Kakak dari Anak Nathalie Holscher dan Sule, Ini Jawaban Ferdi

Indonesia mencatat lebih dari 1,5 juta kasus pos Covid-19 dan 40.000 korban meninggal hingga 30 Maret 2021.

Diharapkan dengan berjalannya program vaksinasi, pengeluaran rumah tangga di Indonesia yang diperkirakan akan meningkat pada 2021 berjalan karena makin banyak sektor perekonomian yang kembali beroperasi.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi ini dinyatakan pihak Asian Development Bank (ADB) akan kembali membaik seperti saat sebelum terjadi pandemi Covid-19.

Baca Juga: Prediksi Celta Vigo vs Levante di Liga Spanyol, Diharapkan Iago Aspas dan Santi Mina Jadi Kartu AS

Hal ini dilihat dari pertahanan Indonesia yang dapat melewati krisis tahun 2020 dengan baik. Winfried Wicklein selaku Direktur ADB mengaku kuatnya kepemimpinan dan koordinasi yang baik di pemerintahan Indonesia adalah penyebabnya,

“Indonesia melewati tahun 2020 dengan baik berkat respon krisis yang dikoordinasikan da dikomunikasikan dengan bagus serta kepemimpinan yang kuat dalam menanggulangi pandemi,” kata Winfried Wicklein dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Antara.

Kembalinya pertumbuhan ekonomi ini didorong oleh pulihnya perdagangan secara berkelanjutan, kebangkitan sektor manufaktur, dan anggaran pemulihan ekonomi nasional yang besar untuk 2021.

Baca Juga: Ramalan Shio Kamis 29 April 2021: Kelinci Harus Move On

Pengeluaran rumah tangga di Indonesia juga diperkirakan akan meningkat pada 2021 tahun berjalan seiring melajunya program vaksinasi dan makin banyak sektor perekonomian yang kembali beroperasi.

Menurut data ADB, inflasi tahun lalu yang mencapai rata-rata 1,6 persen diperkirakan akan naik pada level 2,4 persen pada 2021. Namun ini diperkirakan akan turun lagi ke level 2,8 persen pada 2022 mendatang.

Bank Indonesia menyikapi angka inflasi ini masih berada dalam rentang target, hal ini berkaitan dengan tekanan inflasi akibat depresiasi mata uang dan permintaan pangan yang lebih tinggi akan diimbangi oleh penurunan harga barang yang ditetapkan pemerintah.

Baca Juga: 5 WN India Ditangkap Telah Melakukan Pelanggaran UU Karantina, Mafia Terbongkar

Tahun 2021 diperkirakan ekspor bersih yang didukung oleh kuatnya ekspor komoditas akan menjadikan defisit transaksi berjalan sebesar 0,8 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Investasi juga diperkirakan akan terus naik di tahun depan serta volume barang modal impor yang lebih tinggi seperti mesin dan peralatan, ini akan diperkirakan mendorong defisit transaksi berjalan Indonesia hingga 1,3 persen PDB pada 2022.

Akibat dari pandemi ini, dampak signifikan yang terjadi pada sekitar 30 juta orang di Indonesia yakni kehilangan pekerjaan atau mengalami pemotongan jam kerja, sehingga mengakibatkan naiknya angka kemiskinan.***

Editor: Ghassan Faikar Dedi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x