PR INDRAMAYU – Permasalahan yang dialami oleh Partai Demokrat tentunya menyita perhatian publik.
Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari acara Catatan Demokrasi tvOne yang tayang pada Selasa 16 Maret 2021, Fahri Hamzah mengutarakan pendapatnya.
Fahri Hamzah selaku Wakil Ketua Umum Parta Gelora Indonesia mengatakan jika seharusnya Moeldoko mengundurkan terlebih dahulu dari posisinya sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP).
Baca Juga: BWF Resmi Undur Pembukaan All England 2021, Ini Sebabnya
"Harusnya kalo saya memang, Pak Moeldoko mengundurkan diri terlebih dahulu," tutur Fahri.
Menurut Fahri, hal itu dilakukan agar istana tidak terbawa dalam kejadian ini.
“Karena hal ini adalah jantung dari istana kita, setiap hari harus mengirim sinyal yang baik kepada masyarakat kita tentang kerukunan dan perdamaian,” ujar Fahri saat diberikan kesempatan berbicara.
Menurut Fahri justru harusnya istana lebih berfokus pada bagaimana adab menghadapi situasi krisis pandemi Covid-19.
Akan tetapi karena peristiwa kudeta Partai Demokrat ini, akhirnya pihak istana justru harus ikut bersuara terkait kasus ini, sedangkan kasus ini sendiri adalah konflik warga negara.
Fahri pun menambahkan bahwa politik itu adalah pasar ide.
"Saya menawarkan ide, dan teman-teman menawarkan ide, lalu ide itu dibeli," tutur Fahri.
Fahri pun menjelaskan bahwa dia percaya bahwa Partai Gelora akan maju karena ide-idenya akan dibeli oleh masyarakat.
Jhoni Allen Marbun selaku Sekjen Parta Demokrat versi KLB Sibolangit menegaskan bahwa ini adalah persoalan murni dari Partai Demokrat.
Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Beredar Kabar Vaksin Covid-19 Sinovac Dibuat Sebelum Virus Corona Menyebar
"Persoalan ini, murni persoalan internal Demokrat," tutur Jhoni.
Jhoni pun menyampaikan bahwa permasalah ini sudah pernah disampaikan kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Baik dalam Musda, baik dalam Muscab, baik dalam Pilkada," ujar Jhoni.***