Mengenal Sosok Achmad Yurianto, dari Dokter Militer hingga Staf Ahli Menteri Kesehatan

24 Oktober 2020, 15:16 WIB
Achmad Yurianto membaca sumpah jambatan sebagai staf ahli Menkes. Terawan melantiknya pada 23 Oktober 2020. /Biro Humas Kemenkes

PR INDRAMAYU – Jika Anda sering menonton berita terkait update kasus Covid-19 di TV, tentu tidak asing dengan sosok Achmad Yurianto.

Pria kelahiran Malang tersebut kini resmi menjadi Staf Ahli Menteri Kesehatan (Menkes) Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi.

Bagaimana sepak terjang pria kelahiran 11 Maret 1962 itu hingga menjadi staf ahli Menkes? Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari RRI, berikut kisahnya hanya untuk Anda.

Baca Juga: Dukung Pengembangan Investasi Sosial dan Wakaf, BNI Syariah Targetkan Serapan Rp5 Miliar

Achmad Yurianto lahir di Malang, 11 Maret 1962. Ia berkuliah di Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Jawa Timur. Lulusan 1990 ini mengenal dunia militer sejak menjadi mahasiswa.

Pria yang kerap disapa Yuri itu menjadi Komandan Resimen Mahasiswa (Menwa) dari 1986-1988. Menwa adalah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di kampus yang menjadi salah satu komponen warga negara yang mendapat pelatihan militer dari unsur mahasiswa.

Selepas lulus dari Unair, ia bergabung dengan akademi militer. Kariernya diawali dengan menjadi Perwira Utama Kesehatan Daerah Militer V Brawijaya. Ia menjadi dokter anggota militer dalam waktu yang cukup lama.

Baca Juga: Kurangi Limbah Plastik, 4 Mahasiswa Unpad Ciptakan Pasta Gigi Tablet Ramah Lingkungan 'Elitte'

Yuri pernah menjadi Kepala Kesehatan Kodam Pattimura serta memimpin Batalyon Kesehatan Kostrad. Meskipun tidak lama, ia sempat berpindah ke Kesehatan Daerah Militer IX Udayana Bali pada 1991.

Di tahun yang sama, ia ditugaskan ke Dili, Timor Timur, untuk menjalankan misi sebagai dokter Batalyon Infanteri 745/Sampada Yudha Bakti.

Pada 2006, ia menjadi Wakil Kepala Rumah Sakit Tingkat II Dustira, Cimahi, Jawa Barat. Kariernya mulai meningkat kala itu.

Baca Juga: Gara-gara Pandemi Covid-19, Ridwan Kamil Dorong Kampanye Digital pada Pilkada Pangandaran

Ia sempat menjabat Wakil Kepala Kesehatan Daerah Militer IV Diponegoro Semarang pada tahun 2008, Kepala Kesehatan Daerah Militer XI Pattimura Ambon Maluku pada 2009, dan Kepala Dinas Dukungan Kesehatan Operasi Pusat Kesehatan TNI pada 2011.

Mulai 2015, Menkes kala itu, Nila Moeloek, memintanya menjadi Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes hingga 2019. Jabatan selanjutnya di kementerian tersebut adalah Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P).

Saat Presiden Indonesia, Jokowi, mengumumkan kasus pertama Covid-19 pada 2 Maret 2020, Yuri ditunjuk sebagai Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 sehari setelahnya. Sosok Yuri pun semakin dikenal publik.

Baca Juga: Kementerian PUPR Targetkan Generasi Milenial untuk Program Sejuta Rumah

6 hari kemudian pada 9 Maret 2020, ia dilantik oleh Menkes Terawan Agus Putranto menjadi Direktur Jenderal P2P Kemenkes.

Setelah Jokowi membubarkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Yuri sudah tidak lagi menjabat sebagai juru bicara. Namun tanggung jawabnya sebagai Dirjen P2P tetap berkaitan dengan penanganan Covid-19.

Yuri semakin populer kala menjadi sosok yang ditunggu masyarakat setiap harinya untuk memberitakan perkembangan pandemi Covid-19.

Ia mendapat penghargaan Public Relation of The Year 2020 oleh Iconomics Research and Consulting. Penghargaan tersebut didasarkan pada peran Yuri dalam mengimbangi berita negatif terkait pandemi Covid-19 dengan menciptakan berita positif.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler