PR INDRAMAYU- Pada tahun 2018 lalu, Mark Zuckerberg selaku Kepala Eksekutif Facebook, mengutip beberapa penyangkal Holocaust dalam upaya yang gagal untuk menjelaskan tentang kebebasan berbicara.
Pada saat itu, Zuckerberg mengatakan para penyangkal yang menolak atau memutarbalikkan Holocaust, genosida di mana jutaan orang Yahudi dan lainnya dibunuh oleh Nazi dan kolaborator mereka selama Perang Dunia II adalah contoh utama dari orang-orang yang secara pribadi tidak dia setujui.
Namun, Menurut Zuckerberg , dia tidak berpikir Facebook harus menyensor atau menghapus apa yang mereka posting
Baca Juga: Belum Usai Virus Corona, Tiongkok Diserang Norovirus dan Akibatkan Sejumlah Mahasiswa Tumbang
"karena menurut saya ada hal-hal yang membuat orang lain salah," kata Zuckerberg.
Pada hari Senin 12 Oktober 2020, Zuckerberg mengumumkan, dia membalikkan keputusannya. Sekarang Facebook akan melarang konten yang "menyangkal atau mendistorsi Holocaust."
Dilansir PikiranRakyat-
Baca Juga: Pembukaan Bioskop Kota Bandung Buat Riskan, Kepala Dinkes Tegaskan tak Beri Rekomendasi
Dalam survei tersebut menemukan bahwa hampir seperempat orang dewasa Amerika yang berusia 18 hingga 39 tahun mengatakan mereka percaya Holocaust hanyalah mitos atau dibesar-besarkan, atau mereka tidak yakin apakah itu benar terjadi.