Facebook Memperluas Larangan Iklan Politik selama Pemilu, Cegah 'Ledakan' Manipulasi Hasil

- 8 Oktober 2020, 14:16 WIB
Ilustrasi Facebook.
Ilustrasi Facebook. /Pexels/Pixabay

Zuckerberg juga mengatakan, Facebook tidak akan membuat perubahan lain sampai ada hasil pemilihan resmi.

Selama bertahun-tahun, Facebook telah berusaha untuk menghindari kegagalan Pemilu 2016 lainnya, ketika digunakan oleh operator Rusia untuk menyebarkan disinformasi dan mengguncang para pemilih Amerika kala itu.

Baca Juga: Situs DPR Diretas, Singkatan DPR Dirubah Menjadi Dewan Penghianat Rakyat

Zuckerberg telah menghabiskan miliaran dolar untuk mempekerjakan karyawan baru untuk divisi 'integritas' dan keamanan perusahaan, yang mengidentifikasi gangguan.

Dia mengatakan jumlah uang yang dihabiskan untuk mengamankan Facebook melebihi seluruh pendapatannya sekitar 5,1 miliar Dolar AS selama tahun pertamanya sebagai perusahaan publik pada tahun 2012.

Namun seberapa sukses upaya tersebut masih dipertanyakan. Perusahaan terus mencari dan menghentikan kampanye campur tangan asing, termasuk tiga jaringan disinformasi Rusia baru-baru ini dua minggu lalu.

Baca Juga: Masyarakat Jangan Percaya Hoaks Isi UU Cipta Kerja, Ketua MPR: Isinya Tidak Seperti Itu

Untuk pemilu bulan depan, Facebook telah membuat hampir 80 skenario yang oleh petugas keamanan dan teknologi disebut sebagai latihan 'tim merah' untuk mencari tahu apa yang bisa salah dan untuk melindungi dari situasi tersebut.

Vanita Gupta selaku Presiden dan Kepala Eksekutif Konferensi Kepemimpinan tentang Hak Sipil dan Hak Asasi Manusia, mengatakan langkah Facebook adalah 'langkah penting' untuk memerangi disinformasi dan seruan prematur hasil pemilu sebelum setiap suara dihitung.

Larangan terbuka atas iklan politik sangatlah signifikan, setelah Facebook menolak seruan untuk menghapus iklan selama berbulan-bulan. Bulan lalu, Facebook mengatakan hanya akan berhenti menerima iklan politik baru dalam seminggu sebelum hari pemilu, iklan politik baru dapat kembali berjalan setelah hari pemilihan.

Halaman:

Editor: Alanna Arumsari Rachmadi

Sumber: Nytimes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah