Sebagai contoh, kata beliau, selama bulan Ramadan ada keluarga yang kurang mampu, sehingga kepala keluarganya bekerja sedemikian rupa agar anak istrinya tetap makan.
Karena penghasilannya terlalu minim, maka kerja berat ini dilakukan dengan mengorbankan dirinya yang tidak puasa, untuk keluarganya yang berpuasa.
Tapi ia tidak bermaksud menentang apa yang diwajibkan Allah. Intinya, ia melakukan ini dengan terpaksa.
Tapi ada contoh lain, lanjut dia, seseorang yang tahu perintah Allah SWT, dengan sengaja merokok sambil berjalan di siang hari Bulan Ramadan. Padahal, ia bisa behenti di suatu tempat terlebih dahulu.
Bukan karena hal lain, tetapi untuk menghormati orang yang berpuasa dan belajar malu kepada Allah Swt. Jika kepada Allah Swt saja tidak malu, mana mungkin akan malu kepada manusia.
“Maka kita perlu dididik bagaimana menjalankan amal dengan kita lillah (لله), billah (بالله), ilallah (الى الله) dan ‘alallah (على الله),” tutur Habib Luthfi.
Beberapa hal yang disarankan Habib Luthfi dalam mempersiapkan diri menghadapi Ramadan antara lain yang disampaikan dalam Majelis Kliwonan, Kamis malam 24 Maret 2022: