Jika harus meneladani hingga yang kecil-kecil, itu artinya dibutuhkan pengetahuan untuk mengetahui apa saja akhlak Rasulullah dan kita bisa mendapatkannya dengan cara mempelajari hadis-hadis Rasulullah dan kitab-kitab yang ditulis para ulama tentang Nabi Muhammad SAW.
Cara yang kedua sebagai ikhtiar untuk bisa bertemu Nabi Muhammad adalah dengan banyak membaca Sholawat. Ini kenapa, para kiai, ulama atau habaib sering mengadakan acara sholawatan, sebagai bentuk ungkapan cinta kepada Baginda Nabi.
“Sering-sering membaca sholawat, dan (ketiga) berdakwah,” sambung ulama dengan pembawaan yang tenang dan bicara lembut ini, seraya mengatakan, di antara tiga hal itu, yang paling sulit adalah meneladani akhlak Rasulullah.
Dikatakan, tiga hal itu bila dilakukan secara konsisten, maka secara otomatis hatinya akan terpaut Nabi Muhammad SAW. Hal ini juga dipelajari dalam ilmu jiwa, soal mimpi dan pautan jiwa.
“Sehingga hati terpaut dengan beliau. Dalam ilmu jiwa kan ada tuh, kalau (sudah) terpaut hati biasanya mimpi,” tuturnya.
Lebih lanjut pria yang juga tergolong dalam keturunan Nabi Muhammad (habib) ini menegaskan bahwa mimpi bertemu Rasulullah adalah paling benar. Dalam pengertian tidak diserupai atau menyerupai makhluk lain.
Dan, dalam miminya bisa berbeda-beda, bisa dalam keadaan masih muda atau tua. “Mimpi (bertemu Rasulullah) bermacam-macam. Ini kok tua, ini kok muda. Dan itu ada tafsirnya lagi,” kata dia.
Di akhir kalimatnya soal mimpi Nabi, Quraish Shihab menegaskan bahwa, bermimpi bertemu Rasulullah itu pasti benar. Sedangkan bermimpi bertemu Allah itu pasti salah.
“Karena itu ya, Alah itu laisa kamitslihi syaiun (tidak ada sesuatu yang bisa menyerupainya),” celetuk Gus Baha melanjutkan pernyataan Quraish Shihab. ***