MPSN tahun ini diselenggarakan secara daring sebanyak 5 kali dengan 5 tema atau pembahasan berbeda. Meskipun dilaksanakan secara daring, Zainut tetap yakin akan adanya hasil pembahasan yang dapat berkontribusi positif untuk Indonesia.
Tema pertama, Pandemi dan Dunia Pesantren, sudah dilaksanakan pada 7 Oktober 2020 lalu. Tema kedua yakni Pesantren dan Tantangan Media adalah yang sedang berlangsung saat ini. Tiga tema lainnya adalah Strategi Pengembangan Pendidikan Pesantren, Revitalisasi Nilai-nilai Pesantren, dan Santri Bicara Papua.
Baca Juga: Sejumlah Pelajar Terjaring saat Demo UU Ciptaker, Polda Banten: Mereka Sendiri Ga Tahu Tujuannya Apa
Penyelenggaraan MPSN tahun ini dilaksanakan setiap hari Selasa dan Jumat pada jam 14.00-16.00 WIB. Para peserta bisa menyaksikannya melalui aplikasi Zoom Meeting atau kanal YouTube Pendis Channel.
Sesi kedua MPSN ini dihadiri oleh 4 pemantik. Yang pertama adalah Nadirsyah Hosen atau yang lebih dikenal dengan Gus Nadir. Rois Syuriah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Australia-New Zealand ini membawakan pembahasan tentang Tantangan Media bagi Dunia Pesantren.
Pemantik kedua adalah Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon, yaitu Imam Jazuli. Ia membawakan pembahasan tentang Pengalaman Pesantren dalam Mengelola Teknologi Informasi. Pemantik ketiga bernama Umdatul Baroroh yang akan membahas Strategi Pesantren dalam Pengembangan Dakwah Digital.
Baca Juga: UU Cipta Kerja Diharap Dapat Dukung Pemulihan UMKM, Komisi XI DPR: Sebagai Stimulus Jangka Panjang
Sedangkan pemantik terakhir adalah Savic Ali. Direktur NU Online tersebut akan membahas Media Sosial Santri dalam Perubahan Pendidikan Islam.
Sesi kedua akan dihadiri Kyai H. Yusuf Chudori yang merupakan Pengasuh Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah. Pria yang kerap disapa Gus Yusuf itu akan bertindak sebagai penanggap dalam sesi 2 kali ini.