Hari Kebangkitan Nasional, Mengenang Gerakan Awal Satukan Indonesia yang Dipelopori Para Pelajar Kedokteran

- 20 Mei 2022, 07:05 WIB
Bersama tokoh lainnya dr Soetomo mendirikan organisasi Boedi Oetomo yang menjadi embrio pergerakan nasional.
Bersama tokoh lainnya dr Soetomo mendirikan organisasi Boedi Oetomo yang menjadi embrio pergerakan nasional. /kemendikbud.go.id

INDRAMAYUHITS – Hari Kebangkitan Nasional diperingati yang ke-114 tahun pada tanggal 20 Mei 2022 ini.

Bila membaca sejarah, titik tolak kebangkitan nasional adalah momentum perubahan gerakan perjuangan kemerdekaan di tahun 1908, dari konfrontasi fisik menjadi strategi pemikiran.

Dilansir Indramayu Hits dari laman Kemendikbud, sejak tahun 1908 inilah sejarah Indonesia memasuki babak baru yaitu masa pergerakan nasional.

Baca Juga: Perjuangan KH Hasyim Asy'ari Rintis Pesantren Tebuireng di Basis Kejahatan, Kiai Cirebon Dapat Tugas Khusus

Pergerakan nasional adalah masa di mana bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.

Bangkitnya nasionalisme di Indonesia sendiri tidak dapat dipisahkan dari bangkitnya nasionalisme di Asia yang ditandai dengan kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905.

Di tahun-tahun itu, konfrontasi fisik yang dilakukan oleh para pejuang relatif menurun, seiring perubahan arah kebijakan Belanda yang menerapkan politik etis, memilih menekankan pemberdayaan daripada tekanan militer.

Baca Juga: Habib Ahmad bin Ismail Arjawinangun, Ulama Paling Dicari Penjajah yang Selalu Berhasil Lolos dari Kejaran

Di antara bentuk pemberdayaannya adalah membangun sejumlah fasilitas pendidikan, salahsatunya School tot Opleiding voor Inlandsche Arsten (STOVIA) atau Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputera.

Dari kampus inilah lahir sejumlah tokoh pergerakan nasional yang menandai kebangkitan semangat untuk secara perlahan melakukan perlawanan terhadap penjajah melalui langkah-langkah strategis.

Langkah awal para tokoh pergerakan adalah berhimpun untuk mendirikan organisasi bernama Budi Utomo.

Baca Juga: Peringati Hari Santri Nasional, Ma'ruf Amin Tilik Peran Penting Santri Turut Berjuang Lawan Penjajah

Organisasi ini didirikan di Jakarta pada 20 Mei 1908. Perhimunan ini dikenal sebagai organisasi pertama pada masa pergerakan nasional.

Budi Utomo didirikan oleh dr Sutomo dan para mahasiswa STOVIA seperti Goenawan, Dr Tjipto Mangoenkeosoemo, Soeraji, serta RT Ario Tirtokusumo. Awalnya, organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, kebudayaan, serta tidak bersifat politik.

Dalam dokumen kemendikbud.go.id, berdirinya Budi Utomo tidak bisa lepas dari peranan dr Wahidin Soedirohusodo.

Tokoh yang satu ini bukanlah pendiri Budi Utomo, tetapi beliaulah tokoh yang menginspirasi dr Sutomo dan kawan-kawan untuk mendirikan organisasi dengan semangat pergerakan nasional merebut kemerdekaan.

Baca Juga: Sejarah Berdirinya Pesantren Babakan, Dirintis Ki Jatira, Ulama Bangsawan yang Memilih Hidup Bersama Jelata

dr Wahidin Soedirohusodo sendiri adalah seorang alumni STOVIA yang sering berkeliling di kota-kota besar di Pulau Jawa untuk mengkampanyekan gagasannya mengenai bantuan dana bagi pelajar-pelajar pribumi berprestasi yang tidak mampu melanjutkan sekolah.

Akhirnya, beliau bertemu dengan Dr Sutomo dan kawan-kawannya di kampus STOVIA. Gagasan dr Wahidin pun akhirnya dikemukakan di hadapan para pelajar STOVIA di Jakarta yang langsung disambut baik.

Tak menunggu lama, Budi Utomo sebagai organisasi pelajar ini secara diam-diam merumuskan tujuannya untuk kemajuan tanah Hindia, di mana jangkauan geraknya yang semula hanya terbatas pada Pulau Jawa dan Madura, diperluas untuk penduduk Hindia seluruhnya dengan tidak memperhatikan perbedaan keturunan, jenis kelamin dan agama.

Baca Juga: Sejarah Singkat Kiai Said dan Berdirinya Pesantren Gedongan, dari Pengasingan hingga Misi Ekspansi Dakwah

Awalnya, Budi Utomo tidak melibatkan diri dalam kegiatan politik. Bidang kegiatan yang dipilihnya adalah pendidikan dan kebudayaan.   

Terbentuknya Budi Utomo menandai terjadinya perubahan bentuk perjuangan dalam mengusir penjajah.

Jika selama ini bersifat kedaerahan, di era ini berubah menjadi berskala nasional dengan tujuan mencapai Indonesia merdeka.

Baca Juga: Sunan Gunung Jati Paling Sukses Sebarkan Islam dengan Sufistik, Sunan Bonang Sempat Gagal Lalu Ikuti Jejaknya

Perjuangan mengusir penjajah yang semula hanya mengandalkan kekuatan fisik dan bergantung pada seorang pemimpin, diganti dengan perjuangan baru yang memanfaatkan kekuatan pemikiran.

Perubahan bentuk perjuangan ini menjadikan usaha untuk mengusir penjajah terus berkesinambungan, karena tidak bergantung pada satu orang pemimpin.

Budi Utomo mempelopori perjuangan dengan memanfaatkan kekuatan pemikiran, karena organisasi-organisasi pergerakan yang muncul pada masa berikutnya memiliki keterkaitan dengan Budi Utomo.

Baca Juga: Kisah Prabu Siliwangi Menyatukan Dua Kerajaan yang Terlibat Perang Saudara Akibat 'Kutukan' Perang Bubat

Perhimpunan Indonesia, Sarekat Islam dan Indische Partij merupakan organisasi-organisasi yang lahir setelah menjalin interaksi dan komunikasi secara rutin dengan Budi Utomo.

Meskipun memiliki ideologi yang berbeda, organisasi pada masa pergerakan memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.

Beragamnya organisasi pada masa pergerakan mempercepat tercapainya kemerdekaan, karena pada dasarnya organisasi-organisasi tersebut saling melengkapi.

Baca Juga: Sekilas Sejarah STOVIA, Kampus Tempat Berhimpunnya dr Sutomo Dkk Merumusan Gerakan Lewat Organisasi Budi Utomo

Gerakan organisasi Budi Utomo yang digagas dr Sutomo juga menjadi inspirasi bagi Ir Sukarno dalam mengobarkan semangat untuk meneruskan semangat persatuan yang telah dirumuskan.

Sehingga, pada 20 Mei tahun 1948, Presiden Republik Indonesia, Ir Sukarno dengan sengaja menjadikan lahirnya organisasi Budi Utomo sebagai Hari Bangkitnya Nasionalisme di Indonesia.

Ketika itu, ada ancaman perpecahan antargolongan dan ideologi. Selain itu Indonesia dalam masa revolusi mempertahankan diri dari Belanda yang ingin kembali berkuasa di Indonesia.

Baca Juga: Imam Ghozali Ungkap Tipu Muslihat Setan untuk Melemahkan Keinginan Orang Bertaubat, Camkan Baik-baik!

Presiden Sukarno menetapkan lahirnya Budi Utomo pada tanggai 20 Mei 1908 diangkat sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Dengan harapan golongan yang saling bertengkar dan rakyat Indonesia melalui momen ini dapat mengumpulkan kekuatan bersatu melawan Belanda. Sukarno berharap penetapan Hari Kebangkitan Nasional bisa mencegah perpecahan. 

Hingga kini, setiap tanggal 20 Mei diperingati oleh bangsa Indonesia sebagai Hari Kebangkitan Nasional, dalam rangka meneladani perjuangan para pejuang di masa pendudukan Asing. ***

Editor: Kalil Sadewo

Sumber: Kemendikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah