Anggota tim peneliti lainnya, Dr. Dian Kesumapramudya Nurputra mengatakan dalam uji diagnostik ini setiap pasien akan diambil sampel napas dan sampel usap nasofaring secara bersamaan.
Dian menargetkan, 1.500 sampel diuji selama tiga minggu, dimana 10 persen dari sampel tersebut benar-benar merupakan pasien yang positif Covid-19.
Baca Juga: Minta Keringanan Hukuman, Vanessa Angel: Saya Berharap Keputusan Tersebut akan Membawa Cahaya Kecil
"Kita tidak tahu sampel pasien yang diambil ini positif atau negatif supaya tidak terjadi penyimpangan pada penelitian uji diagnostik," kata Dian.
Dian juga mengatakan pada akhir 2020 alat ini sudah bisa dipasarkan secara komersial setelah melalui proses pengujian, scaling up, serta pengembangan inovasi lanjutan.
Rektor UGM, Prof Panut Mulyono mengapresiasi peran dan kontribusi RSUP Dr Sardjito dalam pelaksanaan uji diagnostik GeNose.
Baca Juga: Kabar Baik untuk Kabupaten Purwakarta, Tingkat Kesembuhan Positif Covid-19 Dilaporkan Naik
"Kami sangat berharap seluruh pihak mendukung pengembangan produk inovasi GeNose C19 ini agar dapat segera dimanfaatkan untuk mitigasi dan percepatan penanganan pandemi COVID-19 serta pemulihan ekonomi Indonesia," tuturnya.***