Namun, Ganjar Pranowo sekali lagi menampik, menurutnya angka kematian yang lebih dari dua ribu saja sudah sangat tidak mungkin.
Baca Juga: Jelang Pembukaan Sekolah Tatap Muka, DPR Singgung Dana BOS Hingga Keuangan Negara
"Kenapa saya protes lebih dari 2.000, kalau lebih dari 2.000 kayaknya gak mungkin gitu ya, tapi kalau di atas 1.000, kayak-kayaknya Jateng sudah mulai mungkin, karena kita sudah hampir 200 persen loh testing-nya, kalau kita bandingkan dengan Jabar dan Jatim, oh testing kami lebih banyak," tuturnya.
"Tapi kemudian akhirnya teman-teman ngomong, 'lah ngapain pak Ganjar nambah-nambahin tes gini kalau kemudian akhirnya hanya membikin kisruh, statement-nya pada seenaknya sendiri, dan kemudian masyarakat menjadi panik, kita tesnya sesuai WHO aja deh pak, gak usah-usah ditambah-tambahin'," sambung Ganjar Pranowo.
Menanggapi komentar-komentar tersebut, Ganjar Pranowo menilai bahwa Jateng punya kapasitas dan kemampuan yang lebih, maka menurutnya kenapa tidak dilakukan tes sebanyak mungkin.
Baca Juga: Dokter Kulit Ungkap 5 Manfaat Serum Wajah, Singgung Kelembapan dan Penuaan
"Tes aja sebanyak-banyaknya, kamu gak usah peduli dengan bully-bully, kamu gak usah peduli dengan caci-caci, biar menghadapi Gubernurnya saja, sehingga kalau benar atau salah itu ada di Gubernurnya, dan kami bertanggung jawab untuk itu," ucapnya.
Lebih lanjut Ganjar Pranowo juga menceritakan kenapa dirinya belakangan ini kerap berhubungan dengan Menkes dan satuan kesehatan lainnya.
"Maka kenapa saya kontak Menkes, Satgas, Pusdatin, dan ini bukan kontak saya yang pertama loh, saya sudah kurang lebih empat kali untuk clearance, maka perbaikan sistem menjadi penting, input harus jujur, dan semuanya harus bisa melakukan dengan penuh kredibel," tuturnya.
Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Terjemahan Baru Surat Al Maidah 51 'Pemimpin' Diganti 'Teman Setia', Ini Faktanya