Jelang Sumpah Pemuda 28 Oktober, Guz Jazil Sebut Momen Singkirkan Isu Primordialisme

26 Oktober 2020, 22:17 WIB
Wakil MPR RI, Jazilul Fawaid minta pemerintah keluarka UU pesantren. (Pikiran-Rakyat.com) /

PR INDRAMAYU – Wakil Ketua MPR, Jazilul Fawaid mengatakan sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928 terwujud berkat persatuan pemikiran para pemuda bangsa dalam menyingkirkan isu primodialisme.

Jazilul yang dikenal dengan Guz Jazil juga mengatakan, bahwa sikap anak-anak yang demikian perlu ditiru.

“Sikap anak-anak muda yang mementingkan hal yang lebih besar daripada primordialisme, perlu ditiru,” kata Guz Jazil, seperti dikutip dari PikiranRakyat-Indramayu.com dari ANTARA News pada Senin, 26 Oktober 2020.

Baca Juga: Laga Serie A: Milan vs AS Roma, Berikut Susunan Pemain yang Akan Berlaga Malam Ini

“Meski mereka dari kalangan yang mapan, bisa sekolah di STOVIA, sekolah kedokteran yang elit pada masa itu dan sekolah yang lainnya, mereka tetap bangsa ini lepas dari penjajahan. Di tengah kesibukan belajar tetap memikirkan bangsanya,” tambahnya.

Menurut Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, generasi muda terdidik yang berasal dari bangsa suku, agama, dan bahasa itu sadar, apabila masing-masing suku berjuang sendiri-sendiri, maka daya dobrak yang ada dirasa kurang.

Agar perjuangan lebih maksimal dan menunjukkan adanya kebersamaan atau persatuan, maka generasi muda tersebut bisa menyatukan diri.

Baca Juga: Banyak Daerah Rawan Banjir Dan Longsor, Polres Cirebon Gerak Cepat Siagakan Posko

“Pikiran mereka sangat cerdas. Melepas keragaman untuk Tanah Air Indonesia,” kata Jazilul Fawaid.

Guz Jazil juga menuturkan, semangat Sumpah Pemuda itu perlu terus dirawat, dilestarikan, serta diserukan.

Dia juga mengatakan, semangat itu penting, sebab sebagai bangsa yang besar, terdiri dari ribuan pulau dari Sabang sampai Merauke, dari Talaud hingga Pulau Rote yang di dalamnya tinggal beragam penduduk yang memiliki latar suku, agama, dan bahasa yang tak sama, bangsa ini rentan dari ancaman disintegrasi bangsa.

Baca Juga: Waspadai Penipuan Phising, Ernest Prakasa Jelaskan Cara Hindari Hal Tersebut

“Potensi-potensi disintegrasi bangsa itu ada,” kata Ketua Wakil Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tersebut.

Bukan hanya itu, Kongres II Pemuda dikatakan sebagai panduan bangsa dalam perjalanan ke masa depan.

“Mengutip kata Bung Karno, Jas Merah, jangan-jangan sekali melupakan sejarah,” tutur Guz Jazil.

Baca Juga: Ada 3 Kesepakatan Kerja Sama Indonesia dan Bangladesh di Tengah Pandemi Global

Dia juga mengatakan, persatuan inilah yang membuat kita merdeka dan menjadi negara besar, dengan mengacu pada sejarah bangsa kita belajar dari masa lalu tentang pentingnya persatuan.

Menurut Jazilul, persatuan bisa digalang, itu karena masing-masing pihak tidak ingin menonjolkan diri atau merasa paling benar dan besar.

Mereka lebih mengedepankan kepentingan bangsa dan negara. Sikap yang demikian, menurutnya perlu dijaga dan diutamakan sejak Indonesia ingin merdeka, saat ini, hingga nanti.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler