Vaksinasi Covid-19 Bisa Melalui Pernapasan? Berikut Penjelasan MIT

24 Maret 2021, 12:25 WIB
foto : ilustrasi vaksin AstraZeneca, /Aliefia R/ pexels - user : @n-voitkevich

PR INDRAMAYU – Saat ini dunia sedang dilanda pandemi Covid-19, salah satu solusi untuk mengatasi hal ini melalui upaya vaksinasi untuk mencapai herd immunity.

Banyak sekali penelitian yang dilakukan terkait Covid-19, dari mulai mencari sumber penyebabnya, gejalanya, hingga vaksin apa yang diperlukan untuk mengurangi persebaran virus ini.

Dilansir PikiranRakyat-Indramayu.com dari MIT News 19 Maret 2021, baru-baru ini para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) melakukan penelitian terkait vaksinasi melalui sistem pernapasan.

Baca Juga: Hoaks Atau Fakta: Benarkah Vaksin AstraZeneca Dilarang di 17 Negara? Simak Faktanya!

“Pada penelitian ini secara khusus berfokus pada bagaimana respon Sel T yang akan berguna untuk melawan virus atau kanker, dan gagasan kami adalah menggunakan protein, albumin.

Sebagai Trojan Horse untuk mendapatkan vaksin yang dapat melintasi penghalang Murkosa,” ucap Darrell Irvine,penulis senior pada penelitian ini, yang juga merupakan Profesor Underwood-Prescott dan anggota Ragon Institute of MGH, MIT, dan Harvard.

Para peneliti menemukan banyak virus menginfeksi inangnya melalui permukaan mukosa seperti lapisan pada saluran pernapasan.

Baca Juga: Benarkah Ukuran Mr P Menyusut Akibat Polusi? Begini Kata Ahli Epidemiologi Amerika Serikat

Peneliti telah mengembangkan strategi vaksinasi yang dapat membuat pasukan set T yang merespons lebih cepat terhadap penyerangan virus.

Irvine menjelaskan sebagian besar vaksin biasanya diberikan melalui suntikan pada jaringan otot.

Akan tetapi masalahnya kebanyakan virus menginfeksi pada bagian permukaan mukosa seperti paru-paru, saluran pernapasan bagian atas, saluran reproduksi, dan pencernaan.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Kemenhub Beberkan Aturan Transportasi Mudik Lebaran Tahun 2021

Dengan diberikannya vaksin di daerah tersebut diharapkan dapat membantu tubuh dalam menangkal infeksi lebih efektif lagi.

Ternyata ada bukti yang menjelaskan bahwa vaksinasi melalui hidung telah dilakukan seperti untuk flu, dan juga vaksin oral untuk tifus. Hanya saja vaksin tersebut adalah virus yang dilemahkan.

Irvine sendiri ingin menemukan vaksin alternatif yang lebih baik dan lebih mudah untuk diproduksi tetapi lebih sulit untuk melewati penghalang mukosa.

Baca Juga: Myanmar Memanas! Gadis 7 Tahun Dikabarkan Jadi Korban Kekerasan terhadap Massa Anti-kudeta

Peneliti mencoba untuk membuat vaksin peptika agar lebih mudah dikirim ke paru-paru.

Ada sebuah penelitian menjelaskan bahwa menempelkan peptide ke protein albumin yang ditemukan di aliran darah, membantu peptide agar menumpuk di kelenjar getah bening.

Di mana hal ini dapat membantu mengaktifkan respons sel T yang kuat.

Baca Juga: Bukan Aurel Hermansyah dan Azriel Hermansyah, Krisdayanti Unggah Momen Ulang Tahun Bersama yang Lain

Untuk menguji ide ini para peneliti memasangkan ekor lipid pengikat albumin ke vaksin peptide untuk melawan virus vaksinia.

Vaksin ini juga termasuk bahan yang digunakan untuk memicu respons kekebalan yang lebih kuat lagi.

Akhirnya peneliti menemukan bahwa vaksin yang diberikan melalui pernapasan, dapat menstimulasi paparan inhalasi.

Baca Juga: Dikabarkan Batal Nikahkan Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar di Istiqlal, Begini Respon Anang Hermansyah

Para peneliti menemukan bahwa jenis pengiriman ini menghasilkan peningkatan sel T memori 25 kali lipat di paru-paru tikus dibandingkan dengan disuntik vaksin yang dimodifikasi albumin pada jaringan otot tikus.

Ternyata hasil dari penelitian itu menunjukkan bahwa ketika tikus di vaksin melalui jaringan otot, vaksin melalui jaringan oto tidak memberikan perlindungan.

Sementara itu tikus yang menerima vaksin melalui saluran pernapasan justru dilindungi.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: MIT News

Tags

Terkini

Terpopuler