PR INDRAMAYU - Salah satu peneliti Politik Tanah Air, Saiful Mujani mengaku tak habis pikir dengan keterlibatan pejabat negara yang ikut campur dengan urusan internal partai.
Dibuktikan dengan penetapan Kepala Staf Presiden Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB).
Menurutnya upaya ini bahkan belum pernah terjadi bahkan di era otoriter sekalipun.
Baca Juga: Dicap Lesbi, Ini Jawaban Menohok Leony Trio Kwek-Kwek untuk Penampilannya
Era otoriter versinya itu dimana Soeharto pernah menjabat sebagai Presiden RI selama 30 tahun.
"Zaman Orba saja yang otoriter pengambilalihan kekuasaan lewat KLB oleh kader partai sendiri. Kasus PDI misalnya," tulisnya dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari akun Twitter miliknya @saiful_mujani, Jumat,5 Maret 2021.
Berbeda jauh di era demokrasi saat ini.
Baca Juga: Hari ini! Kodam Jaya Kawal Proses Hukum Penyidikan Kasus Penembakan Bripda CS
Pejabat negara yang seharusnya melindungi partai politik, berbalik malah menghancurkannya.
"Di era demokrasi sekarang demokrat justeru diambil alih oleh pejabat negara yang mestinya melindungi semua partai. Ironi luar biasa," tulisnya.
Untuk diketahui, Kepala Staf Presiden Moeldoko terpilih menjadi Ketum Demokrat.
Baca Juga: Annisa Pohan Istri AHY Angkat Bicara Usai Moeldoko Jadi Ketum Partai Demokrat Versi KLB
Moeldoko terpilih dalam acara KLB kemarin Jumat, 5 Maret 2021 dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari antaranews.com.
KLB ini digelar di Hotel The Hill Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Moeldoko unggul mengalahkan satu nama lain, Marzuki Alie yang turut dicalonkan untuk menjadi Ketum Demokrat.
Baca Juga: Eks Mucikari Online Ditangkap dan Kembali Masuk Penjara, Robby Abbas Ungkap Alasannya Pakai Narkoba
"Dengan ini memutuskan Bapak Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2025," ucap Pimpinan Sidang Jhoni Allen.
Selain menetapkan Moeldoko, KLB tersebut juga menetapkan satu nama lagi yang didapuk untuk menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.
Nama itu adalah Marzuki Ali yang baru saja kalah bertarung dengan Moeldoko. ***