Kabupaten Indramayu Targetkan 3 Zero HIV-AIDS Tahun 2030

- 19 November 2020, 22:05 WIB
Ilustrasi HIV AIDS.
Ilustrasi HIV AIDS. /promkes.kemkes.go.id
 
PR INDRAMAYU - Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Indramayu melakukan rapat koordinasi yang dihadiri stakeholder terkait di Ruang Ki Sidum Setda kabupaten Indramayu, Rabu 18 November 2020.
 
Rapat tersebut menggencarkan upaya menuju 3 Zero AIDS tahun 2030, Zero New infection, Zero Aids Related Death, dan Zero Discrimination.
 
Asisten Administrasi Pembangunan dan Kesra Setda kabupaten Indramayu, Maman Koestaman, menjelaskan bahwa pentingnya menekan penyebaran dan pertumbuhan angka pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Indramayu. Hal tersebut dikatakan saat membuka kegiatan tersebut.
 
 
Beberapa hal penting terkait HIV/AIDS harus menjadi perhatian seluruh stakeholder.
 
Seluruh stakeholder, kata Maman, harus menaruh perhatian yang disertai dengan komitmen bersama dalam mencegah tingginya kasus HIV-AIDS di Indramayu.
 
“Diperlukan kerjasama dari semua stakeholder untuk bisa mencapai angka nol penyebaran dan penambahan kasus HIV-AIDS,” katanya.
 
 
Salah satu bentuk kerja sama dilakukan bersama dengan Kementerian Agama yang dalam hal ini menggandeng Kantor Urusan Agama (KUA).
 
“Perlu adanya upaya mensosialisasikan bahaya HIV-AIDS kepada pasangan yang akan menikah. Dalam hal ini KUA dapat memainkan perannya,” ucapnya.
 
Maman mengungkapkan, pertama kali ditemukan kasus HIV-AIDS di Indramayu pada tahun 1993.
 
 
Hingga kini kasus HIV-AIDS terus meningkat disetiap tahunnya. Sampai tahun 2020, penderita HIV-AIDS di Indramayu tercatat mencapai 3.920.
 
Jumlah tersebut, jelas Maman, membuat Indramayu menempati urutan ketiga tertinggi penderita HIV-AIDS di Jawa Barat setelah kota Bandung diposisi pertama dan diposisi kedua ditempati Kabupaten Bekasi.
 
"Ini miris buat kita. Dibandingkan dengan Kota Bandung dan Kabupaten Bekasi yang berpenduduk di atas 3 jt, Indramayu yang berpenduduk sekitar 1,7 jt malah menempati posisi ketiga,” ungkap Maman.
 
 
Maman yang merupakan Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Indramayu menyampaikan diperlukannya kerja keras agar menuju 3 Zero di tahun 2030.
 
Hal ini lantaran di Indramayu kemungkinan besar rentan terhadap penularan HIV-AIDS.
 
Maman pun tak memungkiri, banyaknya pemberhentian kendaraan seperti bus dan truk disepanjang jalur Pantura merupakan salah satu wilayah yang rentan terhadap penyebaran HIV-AIDS.
 
 
“Jika disamakan dengan panjang pantai Kabupaten Indramayu, maka panjang jalan Pantura Kabupaten Indramayu sekitar 140 km. Banyak tempat pemberhentian kendaraan, dan ini rentan bagi penularan HIV-AIDS,” kata Maman.
 
Dilain hal, angka Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Kabupaten Indramayu yang tinggi, sambung Maman, menjadi menjadi kelompok rentan penularan HIV-AIDS.
 
“Pekerja Migran Indonesia asal Indramayu merupakan peringkat kedua tertinggi di Jawa Barat. Tercatat, sekitar 21.000 PMI asal Indramayu berangkat ke luar negeri setiap tahunnya” sambung Maman.
 
 
Dilansir PikiranRakyat-Indramayu.com melalui situs resmi Diskominfo Indramayu, dari pertemuan koordinasi kali ini, Maman berharap dapat meningkatkan kinerja tim dengan bantuan dari seluruh stakeholder terkait.
 
Dengan demikian, mampu menekan angka pertumbuhan HIV-AIDS, bahkan menghentikan laju penyebaran HIV-AIDS di Kabupaten Indramayu.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: Diskominfo Indramayu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x