Pemerintah Diminta Jaga Keseimbangan Ekonomi dan Kesehatan, Sri Mulyani: Mengembalikan Kesejahteraan

- 5 Oktober 2020, 15:41 WIB
Menkeu Sri Mulyani: Menteri Keuangan, Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah harus menjaga keseimbagan antara ekonomi dan kesehatan demi kesejahteraan.
Menkeu Sri Mulyani: Menteri Keuangan, Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah harus menjaga keseimbagan antara ekonomi dan kesehatan demi kesejahteraan. /Pikiran-rakyat.com

PR INDRAMAYU - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, menegaskan bahwa pemerintah harus menjaga keseimbangan antara ekonomi dan kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

Hal tersebut dikarenakan keduanya berkaitan pada kesejahteraan masyarakat.

"Ini merupakan sesuatu yang harus kita jaga keseimbangan antara kesehatan dengan menjaga ekonomi dan mengembalikan kesejahteraan rakyat,” kata Sri Mulyani dalam Raker bersama DPR RI di Jakarta pada Senin, 5 Oktober 2020.

Baca Juga: Tercatat Ada Dua Masalah Utama pada Pengembangan Industri Garam, Jokowi: dari Dulu Begitu Terus

Pernyataan Sri Mulyani dalam menyeimbangkan aspek kesehatan dan ekonomi memang tugas yang sengat sulit, tetapi bisa dicapai jika seluruh elemen bangsa memberikan kepeduliannya untuk bekerja sama.

"Masalah Covid-19 tidak merupakan masalah keuangan tapi masalah kesehatan. Ini adalah masalah yang berhubungan dengan kepedulian kepada kita semua,” kata Sri Mulyani.

Dia menuturkan bahwa keseimbangan harus dilakukan sebagai upaya pemerintah dalam memulihkan ekonomi yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat dan akan sangat bergantung pada penanganan pandemi Covid-19.

Baca Juga: Viral di Facebook, Pedagang Tak Terima saat Dirazia Petugas, PKL: Cari Tuh yang Kriminal-kriminal

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam memulihkan ekonomi seperti ketersediaan vaksin, kegiatan vaksinasi, dan potensi terjadinya second wave, sehingga penanganan pada sektor kesehatan juga harus menjadi yang utama.

Sementara, pada sektor ekonomi sudah mulai terlihat adanya tren pembalikan pada kuartal III setelah pada kuartal-kuartal sebelumnya terjadi tekanan cukup mendalam.

Dia memprediksikan pada kuartal III tetap berada di zona negatif, namun akan lebih baik jika dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal II yang terkontraksi mencapai 5,32 persen.

Baca Juga: Nilai Rupiah Menguat 0,15 Persen Seiring dengan Kondisi Donald Trump yang Membaik

Sri Mulyani menjelaskan dalam pemulihan baik ini di bidang kesehatan maupun ekonomi membutuhkan stimulus fiskal yang sangat besar hingga menyebabkan defisit terhadap APBN pada tahun ini yang diperkirakan sebesar 6,34 persen.

"Dalam konteks ini kita akan mengatakan bahwa seluruh dunia yang mengalami shock yang luar biasa kemudian mereka menggunakan fiskal sebagai countercyclical dan itu menyebabkan defisit yang cukup besar,” ujarnya.***

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah