Network
PR INDRAMAYU – Dr. Leny Kartina selaku Pakar Kesehatan Anak RSUD Soetomo Surabaya menyebutkan, angka kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia mencapai 1,1 persen.
Dibandingkan dengan negara lain yang terhitung 0,1 sampai 0,2 persen, Indonesia termasuk angka paling tinggi.
Hal ini diperlukan kesadaran kepada banyak pihak orang tua, masyarakat, termasuk para pengajar di PAUD.
“Jadi, Indonesia itu angkanya lebih tinggi. Ini hanya patut diwaspadai. Bunda-bunda PAUD ini memiliki peran yang sangat penting untuk memberikan pemahaman pada masyarakat,” ujar Leny.
Baca Juga: Tottenham Menang 6-1 atas MU, Naik Peringkat Lima dengan Tujuh Poin
Dilansir PikiranRakyat-Indramayu.com dari wartaekonomi.co.id, anak-anak yang terkonfirmasi positif Covid-19 kebanyakan tertular dari lingkungan keluarga.
Para orang tua kadang tidak menyadari karena gejala Covid-19 kebanyakan tidak tampak pada anak. Anak-anak yang terpapar kebanyakan tanpa gejala, memiliki gejala ringan, dan sedang.
"Dari 2.143 anak yang konfirmasi positif dan dilakukan pemeriksaan dalam sebuah penelitian berskala besar menunjukkan, 90 persen di antaranya mempunyai gejala asimtomatis (tidak memberikan gejala klinis apapun), gejala ringan dan sedang," ujar Leny.
Baca Juga: PERSI Angkat Bicara Soal Mencovidkan Pasien : Tuduhan Itu Menyakitkan Hati Tenaga Medis
Karena ringannya gejala itulah kewaspadaan harus ditingkatkan, Leny menyarankan para orang tua harus mengenali gejala pada anak-anak yang lebih bervariatif, salah satunya yang menyerupai penyakit Kawasaki.
Gejala Kawasaki, menurut Leny di antaranya kulit anak muncul bercak-bercak merah, bibir pecah-pecah, mata merah, dan kulit ujung jari melepuh.
Bukan hanya itu, untuk anak balita yang positif Covid-19 juga bias menularkan orang lain melalui feses, urin, dan saliva.***
