Sikapi Kecaman Indonesia terhadap Prancis, Dosen UPN Veteran: Belum Berlanjut Pada Tindakan Nyata

- 16 November 2020, 11:33 WIB
Pemilik swalayan memasang tulisan boikot pada produk Prancis di Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (2/11/2020). Aksi boikot berbagai macam produk Prancis tersebut sebagai bentuk protes dan kecaman terhadap pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina umat Islam. /Foto: ANTARA FOTO/Jojon/pras./
Pemilik swalayan memasang tulisan boikot pada produk Prancis di Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (2/11/2020). Aksi boikot berbagai macam produk Prancis tersebut sebagai bentuk protes dan kecaman terhadap pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina umat Islam. /Foto: ANTARA FOTO/Jojon/pras./ /

PR INDRAMAYU – Pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, tentang Islam dan pembelaannya terhadap kebebasan berekspresi menuai kecaman dari berbagai pihak.

Indonesia menjadi satu di antara negara yang mengecamnya. Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), menyampaikan kecaman itu pada bulan lalu.

Jokowi menyatakan bahwa pernyataan Macron dinilai telah menghina agama Islam dan melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia.

Baca Juga: Singgung 4 Hal Terkait UU Minuman Beralkohol, Sekum Muhammadiyah: Bukan Islamisasi

Kecaman Indonesia itu diamati Dosen Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur (Jatim), Yohanes Ivan Adi Kristianto.

“Meskipun terlihat sedang membela idealisme agama, Jokowi dapat dilihat sedang menggunakan pernyataannya untuk tujuan praktis.

“Lewat pernyataannya, saya melihat Jokowi sedang memperbaiki citra di dalam negeri, sekaligus menaikkan posisi tawar dalam negosiasi dagang dengan Prancis,” ujar Yohanes dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari The Conversation.

Baca Juga: Juara Dunia MotoGP 2020, Joan Mir: Saya Telah Bertarung untuk Ini Selama Hidup Saya

Menaikkan Citra, Memberikan Tekanan

Halaman:

Editor: Evi Sapitri

Sumber: The Conversation


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah