Kontroversi karena Hina Islam, Ternyata Emmanuel Macron Presiden Prancis Seorang Brondong

- 28 Oktober 2020, 16:41 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Presiden Prancis Emmanuel Macron. /DW News/

 

 

PR INDRAMAYU- Presiden Prancis Emmanuel Macron akhir ini menuai kontroversi, ia dituduh menjadi dalang karena telah menghina islam.

Hal itu terjadi usai Emmanuel Macron melayangkan komentar pribadi terkait adanya pemenggalan seorang guru sejarah di Prancis lantaran menampilkan karikatur Nabi Muhammad SAW kepada para muridnya.

Menurut Emmanuel Macron, guru tersebut sebenarnya mengajarkan kebebasan berekspresi dan kepercayaan.

Baca Juga: Tingkatkan Ekonomi Umat, Fosmukam STIDKI NU Indramayu Gelar Latihan Pembuatan Tempe

Atas pendapatnya tersebut, tak sedikit negara yang kemudian menyerukan agar berbagai produk asal Prancis diboikot sebagai bentuk kecaman.

Siapakah sebenarnya Emmanuel Marcon?

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari RRI,  28 Oktober 2020,  Macron lahir di Amiens, Prancis pada 21 Desember 1977. Ia merupakan seorang politikus Prancis yang menjabat sebagai Presiden Prancis dan ex-officio Pangeran Andorra sejak tanggal 14 Mei 2017.

Baca Juga: Ketahui 4 Tips Bertemu Orang Asing di Media Sosial, Salah Satunya Wajib di Tempat Ramai!

Macron adalah putra dari Jean-Michel Macron, Profesor Neurologi di Universitas Picardy, dan Françoise Macron-Noguès, MD. Ia akrab dengan neneknya, seorang kepala sekolah yang tumbuh dalam rumah tangga iliterasi, dan tinggal dengannya selama beberapa waktu.

Macron mempelajari piano selama sepuluh tahun, mendapatkan penghargaan ketiga di Konservatori Amiens.

Macron menempuh pendidikan selama beberapa tahun di lycée La Providence in Amiens yang didirikan oleh Yesuit sebelum ia melanjutkan di sekolah tinggi élite Lycée Henri-IV di Paris. Ia mempelajari Filsafat di Universitas Paris-Ouest Nanterre La Défense, mendapatkan gelar DEA. 

Baca Juga: Rumah Kontrakan di Gegerkalong jadi Tempat Produksi Uang Palsu, 4 Pelaku Berhasil Diringkus

Ia bekerja sebagai asisten Paul Ricoeur antara 1999 dan 2001 di mana ia membantu menyunting buku karya Ricoeur La Mémoire, l'histoire, l'oubli. Ia juga mendapatkan sebuah gelar dalam bidang Urusan Publik di Sciences Po, sebelum ikut serta dalam pelatihan sebagai pegawai negeri sipil senior di École nationale d'administration (ENA), lulus pada 2004.

Selain itu, ia juga merupakan anggota Partai Sosialis dari tahun 2006 hingga 2009.

Dari tahun 2012 hingga 2014, ia menjabat sebagai deputi sekretaris jenderal Élysée, seorang anggota senior staf Presiden Hollande. Ia dilantik menjadi Menteri Ekonomi, Industri dan Data Digital dalam Kabinet Valls kedua pada 26 Agustus 2014, menggantikan Arnaud Montebourg.

Baca Juga: Liga Champions Atletico Madrid vs RB Salzburg: Skor Dramatis, Joao Felix Diklaim Man of the Match

Macron menikah dengan Brigitte Trognieux, seorang guru Prancis yang pertama kali bertemu dengannya di sekolah menengah atas, ketika usianya baru 15 tahun dan Brigitte berusia 39 tahun. Pasangan tersebut tinggal dengan anak-anak Trognieux dari pernikahan sebelumnya di Prancis.

Sebelum menjadi Presiden, Macron merupakan mantan bankir investor Prancis.

Pada 26 Agustus 2014 ia dilantik sebagai Menteri Ekonomi, Pembaruan Industri dan Urusan Digital dalam pemerintahan Manuel Valls.

Baca Juga: Begini Sekarang Kabar Terbaru 2 Personel B.A.P, Himchan Tengah Berurusan dengan Polisi

Pada Pemilihan umum Presiden Prancis 2017, Marcon mengalahkan pesaingnya Marine Le Pen dengan meraup 66,06 persen suara jauh mengungguli Marine Le Pen, yang hanya meraup 34 persen suara.

Kemenanganya menjadikan ia sebagai Presiden Prancis termuda dalam sejarah dengan usia 39 tahun.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x