Akibat Pandemi Covid-19, New York Alami Krisis Pariwisata

- 11 Oktober 2020, 09:08 WIB
Ilustrasi Covid-19.*
Ilustrasi Covid-19.* //Pexels/

Baca Juga: Demokrat Dituduh Tunggangi Aksi Tolak Omnibus Law, Ossy Dermawan: Ini Fitnah yang Tak Berdasar 

“Perjalanan dan pariwisata menurun drastis, acara terbesar di musim panas harus dibatalkan, Broadway pun gelap, dan hotel serta restoran mengalami penurunan pemesanan,” kata Scott M. Stringer, Pengawas Keuangan Kota New York, yang juga menjabat sebagai kepala audit resmi.

Kantor Pengawas Keuangan Kota New York menaksir kerugian setidaknya sekira 1,5 miliar USD. Kerugian ini terhitung hingga Agustus 2020.

The U.S. Travel Association memperkirakan telah terjadi penurunan 75% dalam pengeluaran perjalanan internasional pada akhir tahun. Menurunnya nominal tersebut adalah dari 155 miliar menjadi 39 miliar USD.

“Pariwisata di kota, terutama pariwisata internasional, tidak akan kembali seperti semula (sebelum pandemi) sampai ada kepastian berupa keamanan dalam perjalanan, dan banyak toko dan restoran tidak dapat bertahan dari kerugian bisnis yang berkepanjangan,” ujar Stringer.

Baca Juga: Indramayu Institute Gelar Diskusi Kandidat Bupati Indramayu Sesi 2

Dampak yang paling jelas terlihat adalah pada Times Square. Di sana terdapat banyak bisnis yang sangat bergantung pada aktivitas turis dan pekerja kantoran. Akibat pandemi, banyaknya toko ritel dan restoran yang ditutup. Hanya ada kekosongan ruang pada cahaya terang di lingkungan sekitar Times Square.

Terdapat sekira 180.000 pekerja di kawasan Times Square. 15% pendapatan kota dihasilkan dari kawasan tersebut. Pajak yang dihasilkan mencapai 2,5% USD. Ini adalah data yang diungkap organisasi perdagangan lokal di sana, The Times Square Alliance.

Jumlah pejalan kaki di Times Square menurun drastis. Biasanya terdapat 380.000 orang lalu lalang, maksimal 450.000 orang beraktivitas di sana. Kini jumlah tersebut turun hingga 90%. Baru-baru ini telah terjadi peningkatan, namun prosentasenya tetap turun di angka 72%.

Tiket bus biasanya terjual 2.000 hingga 3.000 per minggu. Kini hanya sekira 450 yang terjual di masa pandemi. Teater Broadway yang biasanya menyediakan 97.000 lapangan pekerjaan. Kini teater tersebut harus tutup sejak Maret 2020 dan baru akan buka paling cepat pada 2021.

Halaman:

Editor: Mitha Paradilla Rayadi

Sumber: New York Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah