Ironis Harga Masker Mahal, Fasilitas Medis Buruk, Warga di Suriah Lebih Memilih Mati Karena Covid-19

- 8 Oktober 2020, 07:09 WIB
Tragis, Mayoritas Warga Suriah yang Positif Covid-19 Lebih Memilih Mati
Tragis, Mayoritas Warga Suriah yang Positif Covid-19 Lebih Memilih Mati /Istimewa

PR INDRAMAYU - Warga Suriah yang mayoritas terinfeksi Covid-19 memilih tidak melaporkan kasusnya dan memilih mati ketimbang harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Selain pandemi virus Covid-19, Suriah juga dilanda konflik selama hampir satu dekade terakhir, hingga kini Suriah belum sepenuhya pulih dari kehancuran akibat konflik perang.

Dilansir PikiranRakyat-Indramayu.com dari Wartaekonomi Rabu 7 Oktober 2020. Perang tersebut menyebabkan fasilitas publik termasuk rumah sakit banyak yang hancur dan belum dapat diperbaiki karena tidak ada bantuan dari negara sendiri.

Baca Juga: Pro Kontra Aksi Najwa Shihab, Laporan Pelapor ke Polisi Ditolak, Suruh Melapor ke Dewan Pers

Terlebih lagi banyak tenaga medis yang terpaksa melarikan diri dari Suriah guna menghindari peperangan yang membahayakan nyawa mereka sendiri.

Beberapa permasalahan itulah yang kini muncul saat pemerintah Suriah tengah berjuang mengendalikan penyebaran Covid-19.

Berdasarkan data worldometer, terdapat 4.411 kasus infeksi dan 207 kasus kematian akibat virus Covid-19 di Suriah.

Baca Juga: Berikut Penjelasan Hitungan Pesangon Korban PHK Dalam UU Cipta Kerja

Namun, angka tersebut diyakini bisa lebih besar di lapangan. Karena, banyak pasien yang terinfeksi enggan melaporkan gejala terkait Covid-19.

Buruknya fasilitas medis dan karantina di daerah setempat, serta desakan mencari nafkah mendorong orang yang terinfeksi merahasiakan kondisi mereka ketimbang harus menjalankan prosedur medis di lokasi yang sama sekali tidak layak serta terancam kehilangan penghasilan mereka.

"Orang lebih suka mati daripada datang ke rumah sakit," ungkap Moustafa selaku Dokter yang bekerja di sebuah rumah sakit di Damaskus dikutip dari Aljazeera pada Selasa 6 Oktober 2020.

Baca Juga: Tradisi Ziarah Rutin Dilakukan Menjelang Peringatan HUT ke - 493 Kabupaten Indramayu

Moustafa mengaku sering dimintai nasihat medis dari orang-orang. Namun, Sayangnya ia tidak bisa menemui mereka secara langsung karena mahalnya harga masker medis.

Di Suriah, masker medis yang harus diganti setiap harinya dijual paling murah 10 dolar AS atau Rp147.000, sedangkan gaji seorang dokter di Suriah 188 dolar AS atau Rp2,7 juta per bulan.

"Ini terlalu mahal buat saya,"ujar moustafa.

"Bisa Anda bayangkan? Seorang dokter yang tidak mampu membeli masker yang bagus?," lanjutnya.

Baca Juga: Tradisi Ziarah Rutin Dilakukan Menjelang Peringatan HUT ke - 493 Kabupaten Indramayu

Di tengah kondisi tersebut, banyak dokter yang menawarkan konsultasi medis secara online di laman jejaring sosial media Facebook.

Selain itu, banyak juga bermunculan bisnis yang menyewakan tangki oksigen kepada pasien untuk digunakan di rumah mereka.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: wartaekonomi.co.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x