Waspada 'Kecanduan' Berita Buruk, Kenali Makna dan Cara Menghentikan Doom Scrolling

- 9 Oktober 2020, 06:30 WIB
ILUSTRASI ponsel.*/
ILUSTRASI ponsel.*/ /Pixabay/Steve Buissinne

Hal ini juga berlaku bagi pria bernama Chris yang merasa mendapatkan motivasi saat pandemi Covid-19 ini melanda. Situasi tidak menyenangkan itu memberinya kesempatan untuk berbincang di media sosial dengan banyak orang. Mereka mengubah cara pandang Chris tentang dunia.

Selain itu, Chris merasa orang-orang baru tersebut membantunya untuk menjadi lebih baik. Pengalaman bertemu sebagian dari mereka memudahkan dirinya untuk bertegur sapa di media sosial.

Baca Juga: Sambut Perpres Gaji dan Tunjangan PPPK, Komisi X DPR RI: dengan Demikian Nasib Honorer Jadi Jelas 

2. Efek psikologis dan fisik

Psikolog klinis asal Amerika Serikat, Dr. Carla Marie Manly, mengatakan bahwa perilaku doomscrolling menjadi sebuah candu yang tak akan membuat kita puas.

Kita akan senantiasa mencari berita buruk tersebut yang tentu tidak akan berpengaruh pada keselamatan dan keamanan kita. Dampak yang dapat terjadi adalah terganggungnya kesehatan mental kita.

“Banyak orang berpikir bahwa mereka akan merasa lebih aman dengan tetap mengikuti berita terbaru. Namun, mereka tidak menyadari bahwa konsumsi berita negatif hanya menyebabkan ketakutan, kecemasan, dan stres yang lebih besar,” ujar penulis buku Joy from Fear: Create the Life of Your Dreams by Making Fear Your Friend tersebut.

Baca Juga: Terus Meningkat Sinergitas Tiga Pilar di TMMD Reguler Brebes

Sedangkan menurut psikiater kelahiran California, Dr. Leela R. Magavi, doom scrolling dapat menyebabkan serangan kepanikan luar biasa pada diri seseorang.

Direktur Community Psychiatry itu menyatakan bahwa orang akan tertarik kembali untuk melihat berita-berita tersebut sehingga peluang datangnya serangan kecemasan itu menjadi lebih besar.

Halaman:

Editor: Alanna Arumsari Rachmadi

Sumber: healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x