Kasus Tanpa Gejala Covid-19 Ternyata Bisa Timbulkan Dampak Lebih Serius, ini Penjelasannya Para Ahli

- 4 Oktober 2020, 13:40 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /PIXABAY/Fernando Zhiminaicela/

PR INDRAMAYU - Gejala Covid-19 sangat bervariasi pada setiap orang, mulai dari pneumonia yang dapat mematikan hingga hilangnya penciuman, atau bisa juga tanpa gejala.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com melalui Helthline, banyak yang melaporkan gejala ringan sebelum mengalami demam dan batuk yang lebih parah.

Walaupun sebagian besar dari kasus Covid-19 menunjukkan gejala ringan, namun infeksi yang menunjukkan pada kasus tanpa gejala juga dapat menimbulkan masalah.

Baca Juga: 3 Kemampuan yang Perlu Dikuasai agar Sukses di Era Revolusi Industri 4.0 versi Menristek

Sebelum Anda mengetahui bahwa Anda telah terinfeksi, ada kemungkinan besar Anda telah menyebarkan virus ke orang lain.

Apabila Anda menyebarkan kepada seseorang yang berusia 65 tahun bahkan lebih, dari perkiraan ini menunjukkan setidaknya sekitar 10 persen kemungkinan mereka mengalami kematian.

Delapan dari sepuluh kasus kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat terjadi di antaranya orang-orang yang usianya di atas 65 tahun.

Baca Juga: Soroti Angka Pengangguran yang Semakin Tinggi, Kemnaker Usung Program Jaringan Pengaman Sosial

“Bahkan jika orang merasa cukup sehat, mereka sangat mudah menular, dan itulah bahaya yang sebenarnya,” ujar Dr. Robert Murphy, seorang spesialis penyakit menular dari Northwestern University dan pakar kesehatan global.

Bahkan untuk kasus ringan, Covid-19 dapat menyebabkan dampak yang serius. Karena virus corona baru lebih mudah menyebar di antara orang dewasa yang lebih muda, jelas orang dari segala usia dapat mengembangkan kasus Covid-19 yang parah.

Beberapa anak muda memerlukan perawatan di rumah sakit, dalam kasus tertentu penyakit ini dapat berakibat fatal.

Baca Juga: Salat Jamak, Qashar, dan Qadha, Begini Niat dan Tata Cara Pelaksanaannya

Beberapa juga akan memiliki masalah pada paru-paru bahkan setelah sembuh dari penyakit di suatu kondisi para dokter menyebutkan sebagai 'fibrosis pasca covid', yang akhirnya perlu menjalani operasi atau transplantasi organ.

Pada kasus lain akan mengalami kerusakan jantung yang bertahan lama . Bukti ini menunjukkan bahwa Covid-19 tidak hanya melukai paru-paru tetapi juga pada sistem kardiovaskular sehingga dapat menyebabkan masalah jantung kronis.

Banyak dari mereka yang akhirnya pergi ke rumah sakit, hasilnya dinyatakan negatif flu. Frustrasi ini karena mereka tidak juga dites untuk Covid-19, kelompok tersebut memutuskan untuk melakukan tes swab hidung Covid-19 di rumah melalui Studi Flu Seattle Universitas Washington.

Baca Juga: Prediksi Baba Vanga: Donald Trump Diramalkan akan Tuli hingga Alami Tumor Otak 

Hasilnya tujuh orang dinyatakan positif, Tetapi pada saat mereka menerima hasil seminggu kemudian, sebagian besar semua orang sudah pulih, sehingga tidak perlu lagi untuk mengisolasi diri.

Bagaimana reaksi tubuh seseorang terhadap virus?

"Interaksi patogen-host: Anda memiliki patogen (dalam hal ini virus corona baru), dan kemudian Anda memiliki inang, atau bagaimana sistem kekebalan seseorang bersiap dan merespon," ungkap Murphy.

Baca Juga: Pilkada Tetap Digelar Mesti Pandemi, Dr Tirta: Lucu, Sekolah dan Ibadah Dilarang, Pilkada Dibolehkan

Yang terpenting kita harus membiasakan diri untuk tetap menjaga jarak secara fisik, ujar Murphy, karena saat ini merupakan cara terbaik kita untuk mengurangi penyebaran Covid-19.

Penutup wajah seperti masker adalah alat penting yang dapat menumpulkan penyebaran penyakit. Penelitian terbaru menunjukkan masker secara efektif dapat mencegah penularan virus.***

Editor: Alanna Arumsari Rachmadi

Sumber: healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah