Benarkah Ukuran Mr P Menyusut Akibat Polusi? Begini Kata Ahli Epidemiologi Amerika Serikat

- 24 Maret 2021, 11:35 WIB
Ilustrasi Mr P. Ahli epidemiologi Amerika Serikat, Shanna Swan, menyatakan ukuran Mr P bisa menyusut akibat polusi lingkungan.
Ilustrasi Mr P. Ahli epidemiologi Amerika Serikat, Shanna Swan, menyatakan ukuran Mr P bisa menyusut akibat polusi lingkungan. /Unsplash/Deon Black

PR INDRAMAYU – Ahli epidemiologi sekaligus ilmuwan lingkungan asal Amerika Serikat, Dr. Shanna Swan, angkat bicara soal pertanyaan benarkah ukuran Mr P menyusut akibat polusi.

Ahli epidemiologi asal Amerika Serikat, Shanna Swan, menjawab pertanyaan benarkah ukuran Mr P menyusut akibat polusi dalam bukunya yang berjudul “Count Down”.

Meskipun sekilas tidak berkaitan, ahli epidemiologi asal Amerika Serikat, Shanna Swan, justru menyatakan ada hubungan antara ukuran Mr P yang menyusut dengan polusi lingkungan.

Baca Juga: Baru Diberlakukan Tilang Elektronik Setengah Hari, 1.200 Pengendara Sudah Tertangkap Melanggar di Pekanbaru

Kabarnya krisis iklim yang mendatangkan polusi ternyata juga berpengaruh terhadap ukuran Mr P yang menyusut.

Dalam buku karya Shanna Swan, disebutkan bahwa dunia modern mengubah proses reproduksi umat manusia.

Tak hanya itu, dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari laman Euronews.com, dunia modern juga mengancam masa depan mereka.

Baca Juga: 3 Pemain yang Kemungkinan Hengkang dari Real Madrid, Raphael Varane Salah Satunya

“Di beberapa bagian dunia, rata-rata orang yang berusia dua puluhan saat ini kurang subur dibandingkan neneknya dulu yang saat itu berusia 35 tahun,” tulis Shanna Swan saat memaparkan tentang krisis eksistensial global di buku tersebut.

“Bahan kimia di lingkungan kita dan praktik gaya hidup tidak sehat di dunia modern mengganggu keseimbangan hormonal kita, hal itu menyebabkan berbagai tingkat kerusakan reproduksi,” tulis Shanna Swan.

Penyebab Mr P menyusut

Menurut penelitian Shanna Swan, ukuran Mr P menyusut disebabkan oleh salah satu bahan kimia dalam pembuatan plastik yakni ftalat.

Baca Juga: Grandmaster Irene Sukandar Akan Kolaborasi dengan Gotham Chess, Laga Persahabatan?

Bahan kimia itu memang berguna untuk meningkatkan fleksibilitas suatu zat seperti dalam mainan, kemasan makanan, deterjen, kosmetik,dan sebagainya.

Namun bahan kimia tersebut ternyata bisa memengaruhi bagaimana produksi hormon endokrin di dalam tubuh kita yang artinya merusak perkembangan manusia.

“Bayi yang saat ini lahir sudah terkontaminasi bahan kimia karena zat (ftalat) yang mereka serap di dalam rahim,” tulis Shanna Swan.

Baca Juga: Myanmar Memanas! Gadis 7 Tahun Dikabarkan Jadi Korban Kekerasan terhadap Massa Anti-kudeta

Shanna Swan telah melakukan penelitian mengamati sindrom flalat pada tikus dan manusia. Ada potensi penularan dari manusia ke manusia lainnya.

Menurut Shanna Swan, bahan kimia itu bisa menular di antara orang tua ke anak-anaknya, melalui hasrat seksual wanita, dan memengaruhi ukuran Mr P.

Jika langkah pengurangan polusi bisa dilakukan dengan baik, Shanna Swan menyatakan akan ada harapan bagi masa depan dan kesuburan manusia.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: EuroNews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah