Orangtua Wajib Catat! 5 Hal Penting agar Anak TK Tidak Stres saat Belajar di Rumah

10 Oktober 2020, 10:58 WIB
Ilustrasi anak belajar di rumah. /Antara News./

PR INDRAMAYU - Pada saat pandemi seperti sekarang ini, sebagian anak atau peserta didik merasa stres saat harus melakukan kegiatan belajar secara daring (online).

Menurut pakar psikolog anak, Seto Mulyadi atau Kak Seto, hal ini diakibatkan masih terdapat terdapat penyampaian pembelajaran yang kurang tepat.

Kak Seto mengatakan pola pikir pertama yang harus diubah adalah mengganti istilah 'belajar dari rumah' menjadi 'belajar di rumah' bersama keluarga.

Baca Juga: Kemenag Luncurkan Inovasi Baru, Kembangkan Pendidikan Madrasah Berbasis Riset di Indonesia

Hal ini sebisa mungkin diterapkan pada anak-anak usia dini atau yang berada pada tingkatan TK.

"Saya menganjurkan jangan belajar jarak jauh, kenapa enggak belajar jarak dekat bersama dengan ayah dan bunda di rumah. Ada anak TK dari jam 7 pagi sampai jam 12 siang menatap ke layar, akhirnya pusing tujuh keliling, akhirnya stres dan marah-marah, akhirnya malah benci belajar," kata Kak Seto dalam bincang-bincang virtual, Jumat 9 Oktober 2020.

“Bukan belajar dari rumah, tapi belajar di rumah. Jadi materi pelajaran dari guru disampaikan ke orangtua dan orangtua yang menyampaikan kepada anak-anak dengan gaya masing-masing, yang penting kompetensinya," ujar Kak Seto melanjutkan, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-indramayu.com dari Antaranews.

Baca Juga: Mengenal Eucalyptus Deglupta, Pohon Pelangi Terindah yang Ada di Bondowoso

Ada lima inti penting dari kurikulum yaitu etika, estetika, ilmu pengetahuan, teknologi, nasionalisme dan kesehatan. Kelima hal tersebut harus disampaikan dengan ramah, kreatif dan penuh dengan rasa persahabatan kepada anak sehingga bisa mencapai hasil yang optimal.

"Anak usia dini diajak, 'Ayo belajar' nanti dia akan melawan tapi coba, 'Ayo kita bermain'. Jadi bermain gembira karena dunia anak adalah bermain. Melalui bermain ya belajar, belajar etika soal sopan-santun, menghormati orang lain, bekerja sama," ujar Kak Seto.

Pada poin ilmu pengetahuan dan teknologi diberikan kepada anak secara bertahap sesuai dengan perkembangan usianya.

Baca Juga: RSUD Kota Serang Belum Miliki Alat Tes PCR, Komisi IX DPR RI Minta Kemenkes Berikan TCM

Orangtua diharapkan tidak memaksakan anak untuk menguasai semua kurikulum pendidikan terlebih pada anak TK.

"Yang paling utama adalah suasananya gembira, dunia anak adalah bermain dan gembira. Kalau semuanya atas nama kurikulum, semua serba harus bisa, nanti tidak sesuai dengan kejiwaannya," kata Kak Seto.

Terkait mengenai hal ini, pada tanggal 7 Juli 2020, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Jawa Barat (JABAR) sempat menyatakan bahwa anak-anak peserta didik pada taraf Taman Kanak-kanak (TK) maupun Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), tetap disarankan untuk belajar, bermain, dan beraktivitas di rumah.

Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Kelola Zakat dan Wakaf, Kemenag Buka Kelas Intensif

Kemudian, penularan COVID-19 tidak mengenal umur, di mana anak-anak pun termasuk usia yang rentan tertular virus corona sehingga Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tetap menyarankan anak-anak usia TK atau PAUD tetap beraktivitas, belajar, dan bermain di rumah.***

Editor: Mitha Paradilla Rayadi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler