Sudah Melunasi Puasa Ramadhan Sebelumnya? Berikut Bacaan Niat Puasa Qadha untuk Mengganti Hutang

7 April 2021, 16:30 WIB
Ilustrasi bacaan niat puasa. Berikut bacaan niat puasa qadha dilengkapi dengan latin dan terjemahan. /pixabay/Mohamed_Hassan

PR INDRAMAYU – Ketika melaksanakan ibadah puasa di bulan Suci Ramadhan ada beberapa orang yang terkadang tidak mampu menyelesaikan puasa.

Bagi mereka yang tidak mampu menjalankan ibadah puasa, maka ada kewajiban untuk mengganti puasa tersebut di lain waktu, jika mampu.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari beritadiy, puasa pengganti tersebut disebut Puasa Qadha.

Baca Juga: Bencana Alam Banjir di NTT dan NTB, Update Data Korban Meninggal Capai 119 Orang

Puasa qadha ini dikerjakan sebaiknya sebelum Ramadhan yang akan datang, jadi jika seseorang memiliki hutang yang belum dilunasi, sebaiknya dilunasi segera sebelum menjelang Ramadhan.

Pelaksanaan puasa qadha ini dilakukan sesuai dengan ketidakmampuan seseorang menjalankan puasa saat bulan Ramadhan.

Jadi jika pada saat bulan Suci Ramadhan tidak berpuasa atau tidak tamat berpuasa sebanyak 10 kali maka wajib di qadha juga 10x di waktu lainnya.

Baca Juga: Bagaimana Cara Ajukan Cuti ke Atasan? Kemnaker RI Ungkap 5 Tips Berikut Ini

Niat puasa qadha sendiri berbeda dengan niat puasa Ramadhan, berikut ini bacaan puasa qadha.

Niat Qadha Puasa

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhaa’i fardhi syahri Ramadhaana lillaahi ta‘aalaa.

Artinya , “Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadan esok hari karena Allah Ta’ala.”

Untuk pelaksanaanya sendiri puasa ini dapat dilakukan secara berturut-turut atau terpisah.

Baca Juga: Disebut Naik Rp9,1 Juta, Kemenag Beri Klarifikasi Jika Biaya Haji Belum Final

Nabi Muhammad saw pernah bersabda, “Qadha (puasa) Ramadhan itu, jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya terpisah. Dan jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya berurutan. ” (H.R. Daruquthni, dari Ibnu ‘Umar).

Jika seseorang lupa terkait jumlah berapa puasa yang harus di Qadha. Sebaiknya tetap melakukan Qadha dengan jumlah maksimal dari perkiraan yang ditinggalkan,

Misalkan jika kita menganggap puasa kita batal sekitar 7-10 hari, sebaiknya kita qadha sebanyak 10 hari.

Baca Juga: Pemerintah Akan Beri Bantuan Uang Sebesar Rp500 Ribu untuk Pengungsi Korban Bencana di NTT

Hal ini dilakukan sebagai bentuk kehati-hatian kita terhadap amal ibadah puasa.

Selain itu pun dengan mengambil waktu yang paling maksimal, ibadah puasa Qadha pun tidak akan kurang untuk dibayarkan.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Berita DIY

Tags

Terkini

Terpopuler