Tak Terpengaruh Pandemi Covid-19, Kredit BTPN Naik 6 Persen, Korporasi dan Aset Menjadi Penopang

- 27 Oktober 2020, 10:07 WIB
Ilustrasi uang.*
Ilustrasi uang.* //PIXABAY

PR INDRAMAYU – Penyaluran kredit PT Bank BTPN Tbk tumbuh 6% secara tahunan (year-on-year/yoy). Angkanya setara dengan Rp148,8 triliun hingga akhir kuartal III-2020. Pandemi Covid-19 pun tak mempengaruhi kredit tersebut.

"Kami bersyukur bahwa kami masih bisa membukukan pertumbuhan kredit yang cukup bagus, bahkan di atas pertumbuhan industri, di tengah situasi ekonomi yang menantang bagi kita semua,” ujar Direktur Utama BTPN, Ongki Wanadjati Dana, di Jakarta, Senin 27 Oktober 2020.

Segmen korporasi menjadi penopang tumbuhnya kredit tersebut. Segmen itu meningkat 21% pada angka Rp89,3 triliun pada akhir kuartal III-2020.

Baca Juga: Hasil Liga Italia: Big Match AC Milan Ditahan Imbang 3-3 oleh AS Roma, Ibrahimovic Sumbang Gol

BTPN memang berkomitmen dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan. Di antara sektor korporasi tersebut adalah ketahanan pangan, infrastruktur, dan proyek ketahanan energi.

NPL kotor pada level 1,1% pada akhir September 2020 turut berperan dalam terjaganya kualitas kredit Bank BTPN. Angka tersebut terhitung lebih rendah dari NPL industri perbankan. Tercatat angkanya adalah sebesar 3,22% pada akhir Agustus 2020 lalu.

BTPN menghimpun pendanaan Rp149,9 triliun sampai akhir September untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan kredit. Angka tersebut naik 3%. Dana tersebut berasal dari pihak ketiga (Rp100,8 triliun), pinjaman subordinasi (Rp6,5 triliun), dan pinjaman dari pihak lain (Rp42,6 triliun).

Baca Juga: Hal yang Perlu Kamu Tahu Soal Fantasy, dari Genre Tertua hingga Cerita Nobita dan Harry Potter

Rasio likuiditas dan pendanaannya pun berada pada tingkat yang baik. Tercatat Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada pada 246,45%. Adapun Net Stable Funding Ratio (NSFR) ada pada 113,13% per akhir September 2020.

Aset bertumbuh 3% menjadi Rp186,9 triliun dari sebelumnya hanya Rp182,2 triliun. Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modalnya adalah 24,9%.

"Kami yakin dengan permodalan yang kuat dan dukungan global dari SMBC, kami akan mampu memberi pelayanan lebih baik kepada jutaan nasabah serta berkontribusi lebih nyata kepada perekonomian nasional," tutur Ongki.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Jika Tidak Gunakan Masker Berlogo SNI Bakal Dikenakan Denda? Simak Faktanya

Industri perbankan tak terkecuali BTPN turut dipengaruhi oleh pandemi Covid-19. Biaya Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) meningkat 84% pada angka Rp1,95 triliun.

Penyebabnya adalah kondisi ekonomi terhadap debitur perbankan. Selain itu, pendapatan bunga bersih turun 2% di angka Rp7,9 triliun.

Naiknya biaya CKPN dan tekanan pada pendapatan bunga bersih bank mengakibatkan turunnya laba bersih BTPN. Prosentasenya 21% pada angka Rp1,5 triliun. Penurunan tersebut terjadi pada Januari-September.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Selasa, 27 Oktober 2020: Aquarius Tenggelamkan Kebiasaan Lama, Scorpio Ubah Situasi! 

Bank BTPN telah melakukan langkah restrukturisasi berkenaan dengan portofolio yang terdampak langsung pandemi. Dari keseluruhan portofolio kredit konsolidasi, total kredit hingga akhir September 2020 (untuk mendapat restrukturisasi kredit) ialah 7,8% di angka Rp11,6 triliun.

Adapun total pengguna Jenius (platform untuk melayani nasabah sekaligus pelaku ekonomi digital) mengalami kenaikan 37% (yoy) di angka 2,8 juta. Total dana pihak ketiga Jenius bertumbuh 136% di angka hampir Rp12,2 triliun (yoy).

"Pertumbuhan jumlah pengguna dan dana pihak ketiga Jenius tidak lepas dari kebutuhan masyarakat yang makin meningkat terhadap produk simpanan di era pandemi ini," tutur Ongki.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x