Penting Bagi Wanita, Kenali Ciri dan Rasa Sakit Pada Payudara, Berbahaya Atau Tidak Bagi Kesehatan?

- 5 Oktober 2020, 11:36 WIB
Simbol / pixabay.com / Alejandra Jimenez (rosanegra_1)
Simbol / pixabay.com / Alejandra Jimenez (rosanegra_1) /


PR INDRAMAYU – Menjelang masa menstruasi, perempuan biasanya akan ditandai dengan rasa nyeri pada bagian payudara, atau disebut dengan mastalgia.

Perlu diketahui, rasa nyeri ini ada yang harus diwaspadai oleh perempuan. Untuk mengetahui hal ini nyeri biasa atau tidak, dapat dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

Untuk cara membedakannya berikut penjelasan dari dokter Nadhira Afifa, seorang dokter yang merupakan alumni dari Universitas Harvard, mengatakan, salah satu ciri kanker payudara yang bisa dideteksi lewat SADARI adalah terdapat benjolan.

Baca Juga: Cai Changpan Diduga Kabur dari Bawah Tanah Penjara, Komisi III DPR RI: Aneh, Tidak Ada Bekas Galian

"Benjolan ini biasanya tepinya tegas, berbentuk bulat dan keras, tidak bisa digeser-geser (immobile)," kata Nadhira di Wardah Beauty Fest.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Antaranews, Menurut Nadhira, benjolan yang bersifat kanker biasanya tidak terasa nyeri. Akan tetapi, jika ada rasa nyeri bisa jadi benjolan adalah tumor jinak atau mungkin akibat dari infeksi, hal lain di luar kanker.

"Ciri – ciri lain dari kanker ini adalah kulit yang mengkerut seperti kulit jeruk. Selain itu, puting pun masuk ke dalam, dan di sekitarnya mengerut," paparnya.

Baca Juga: Delapan Tim Maju ke Grand Final Piala Menpora Esport 2020, Giring: Terpenting Regenerasi Atlet Baru

Kemudian payudara juga mengeluarkan cairan, yang biasanya cairan itu berupa darah.

Semua perempuan harus selalu melakukan deteksi dini dengan SADARI, untuk memeriksa dan mengetahui apakah ada perubahan pada bagian tubuh perempuan ini yang mengharuskan diperiksa dokter.

"Kasus kanker payudara ini sebagian besar terjadi pada perempuan yang berusia di atas 50 tahun. Faktor lain selain usia yang dapat berisiko terkena kanker ini adalah faktor genetika," ungkapnya.

Baca Juga: Masuk Urutan ke 22 di Asia Tenggara, Kehadiran 5G di Indonesia Masih Uji Coba

Kemudian tambahnya selain yang disebutkan di atas, ada beberapa faktor lain, seperti pemakaian kontrasepsi oral dalam jangka waktu panjang.

Atau perempuan yang mengalami menstruasi di bawah umur 12 tahun serta punya riwayat tumor jinak, juga lebih berisiko.

"Penyakit ini juga berisiko dialami oleh perempuan yang melahirkan pertama kali di atas umur 35 tahun,"terangnya.

Baca Juga: 15 Tips Berikut Bisa Membantu Orang Tua dalam Menemani Anaknya Belajar di Rumah

Mengalami menopause di atas usia 52 tahun, serta gaya hidup yang tidak sehat, yang mengakibatkan obesitas, jarang melakukan olahraga dan merokok.

"Upaya untuk mencegah risiko terkena kanker mulailah dengan rajin berolahraga, kurangi mengkonsumsi daging merah dan daging olahan. Perbanyak makan sayur dan kurangi konsumsi alkohol," pungkasnya.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x