LinkedIn menyampaikan bahwa hasil penyelidikan menunjukkan bahwa data itu merupakan data agregasi dari sejumlah situs dan perusahaan.
“Data itu termasuk profil yang bisa dilihat public, yang kelihatannya diambil dari LinkedIn,” tulis LinkedIn.
Baca Juga: 8 Cara Mudah dan Ampuh Turunkan Berat Badan Selama Puasa di Bulan Ramadhan
Pihak LinkedIn pun menegaskan bahwa situs LinkedIn tidak diretas, namun data yang tersebar merupakan data yang diambil dengan menggunakan metode Scraping.
Metode scraping sendiri adalah sebuah metode dengan cara memasang perangkat lunak otomatis untuk mengambil data publik di internet.
Dimana data yang dihimpun adalah data publik yang bisa diakses oleh setiap orang.
Baca Juga: Siaga, Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas Guguran Sebanyak 3 Kali
Terkait hal ini LinkedIn menegaskan kembali bahwa tidak ada data dari pemilik akun LinkedIn yang berhasil diretas, hal tersebut berdasarkan dari set data yang LinkedIn tinjau.
Sementara itu CyberNews menjelaskan bahwa data yang di jual di forum situs peretas itu diantaranya adalah nama pengguna LinkedIn, nama lengkap, alamat email, nomor telepon, dan jenis kelamin.
Selain itu, ada juga tautan profil LinkedIn yang terhubung ke berbagai medsos terkait pekerjaannya juga.