Bermodalkan Rp340 Miliar, Indonesia Mulai Cari Alien Singgung Tempat Layak Huni Selain Bumi

27 Oktober 2020, 17:04 WIB
Ilustrasi alien /Ribastank//Pixabay

PR INDRAMAYU - Baru-baru ini masyarakat dikejutkan dengan sebuah pernyataan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) mengenai pencarian Alien.

Pasalnya, Indonesia akan mulai mencari kehidupan di luar Bumi dengan cara penelitian pada 2021 dengan menggunakan anggaran sebesar Rp340 miliar.

Dilansir PikiranRakyat-Indramayu.com dari situs RRI, Peneliti LAPAN, Rhorom Priyatikanto mengatakan penelitian itu sudah berada dalam rencana strategis penelitian LAPAN.

Dalam strategi itu, salah satunya Indonesia akan memulai untuk mencari kehidupan lain atau alien dan tempat layak huni selain Bumi.

Baca Juga: Sebanyak 2.746 Lulusan Hadiri Wisuda Virtual yang Digelar Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata

"Langkah awal dalam pencarian kehidupan lain di luar Bumi adalah mencari planet dengan kondisi yang dinilai layak huni," kata Rhorom pada Selasa(27 Oktober 2020).

Nantinya, LAPAN juga akan memulai studi fenomena transien dan exoplanet merupakan salah satu bentuk fenomena transien.

Objek-objek transien adalah benda langit yang tidak tetap cahayanya, muncul dengan tiba-tiba dan berangsur-angsur menghilang kembali, definisi ini mencakup objek-objek seperti nova, supernova, semburan sinar gamma (GRB), dan suar AGN atau suar yang dilepaskan oleh inti galaksi aktif.

Baca Juga: Tengah Naik Daun, Jirayut Tiba-tiba Posting Kalimat Menyentuh Singgung 'Menjatuhkan Orang Lain'

"Dalam rencana strategis penelitian kami, tahun depan LAPAN akan memulai studi fenomena transien, yakni fenomena yang terjadi secara insidental. Salah satu tujuannya adalah deteksi dan karakterisasi exoplanet," jelasnya.

Ia mengatakan jika exoplanet masuk fenomena transien karena sebuah exoplanet baru bisa terdeteksi apabila sedang melewati bintang induknya. Metode bernama transit ini mencatat penurunan kecerahan ketika sebuah planet melintasi bintang induk.

Bahkan, lanjutnya, penurunan kecerahan menandakan ada sebuah objek yang sedang melintasi bintang induk.

Baca Juga: Libur Panjang di Depan Mata, PT KAI Laporkan Hampir 86% Tiket Terjual Sekejap

"Bisa nova, supernova, flare/kilatan pada bintang, gerhana bintang, exoplanet yang sedang lewat depan bintang induknya, GRB, dan sebagainya," ujar Rhorom.

Rhorom percaya diri LAPAN mampu melakukan program penelitian exoplanet mengingat beroperasinya Observatorium Nasional Timau di Nusa Tenggara Timur. Nantinya, fasilitas Observasi Nasional Timau di NTT dibangun bersama dengan ITB, UNDANA dan pemerintah daerah (pemda) setempat.

Sementara itu, fasilitas observasi ini rencanayanya akan mengoperasikan teleskop 50 cm tahun ini. Adapun program ini mendapat anggaran Rp 340 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Kalau untuk teleskop 50 cm, kira-kira sekitar Rp 1 miliar. Kurang lebih sekitar Rp 340 miliar yang bersumber dari APBN," ujar Rhorom Priyantikanto seperti dikutip dari detikcom, Selasa (27 Oktober 2020).***

 

Editor: Evi Sapitri

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler