Nasihat Sufi: Kata Jalaluddin Rumi Soal Ulama yang Mendekati Pemimpin, Ini Penjelasannya

- 3 Januari 2024, 13:38 WIB
Nasihat Sufi: Kata Jalaluddin Rumi Soal Ulama yang Mendekati Pemimpin, Ini Penjelasannya
Nasihat Sufi: Kata Jalaluddin Rumi Soal Ulama yang Mendekati Pemimpin, Ini Penjelasannya /Instagram Kata Sufi

Rumi melanjutkan jika pada akhirnya ilmu yang mereka miliki, sejak awal diniatkan sebagai media agar ulama tersebut dapat bercengkerama dengan para pemimpin, agar diberi penghormatan dan jabatan yang tinggi. Itu artinya mereka mengubah dirinya dari bodoh menjadi berilmu semata-mata demi para pemimpin.

Ketika ulama itu menjadi terpelajar dan berpendidikan karena takut pada para pimpinan dan ingin dipuji, maka ia akan menjadi tunduk pada kekuasaan dan arahan sang pemimpin. Mereka 

menyenangkan diri dengan penuh harap agar sang pemimpin memerhatikan. Ini lah yang kemudian dikatakan dalam buku 'Fihi Ma Fihi' sebagai tindakan yang tidak tepat.

Lebih dicerahkan lagi, Baginda Rumi menulis andai peristiwa tersebut ada dalam diri ulama, maka tidak peduli apakah mereka itu yang datang mengunjungi pemimpin atau pemimpin itu yang mengunjungi ulama, tetap menjadikan ulama sebagai pengunjung dan pemimpinlah yang dikunjungi.

Baca Juga: Karomah Syekh Abdul Qadir Jailani: Dapat Menu Buka Puasa yang Dibawakan Malaikat

Sementara itu, Rumi kemudian memberi contoh kasus untuk ulama yang baik, adalah seorang ulama yang menuntut ilmu bukan demi seorang pemimpin, kata Beliau, melainkan karena Allah semata sejak awal hingga akhir.

Maka tingkah laku dan kebiasaannya akan sesuai dengan jalan yang benar karena memang itulah tabiatnya dan mereka tidak akan mampu untuk melakukan hal yang sebaliknya, seperti ikan yang tidak bisa hidup dan tumbuh berkembang kecuali di dalam air. 

Ulama semacam ini memiliki akal yang dapat mengontrol dan mencegah dirinya dari perbuatan buruk. Pada waktu yang bersamaan, semua orang yang semasa dengannya akan tercerahkan dan segan kepadanya, serta memperoleh bantuan-bantuan dari cahaya dan perumpamaan perumpamaannya, baik mereka sadari atau tidak.

Ketika ulama semacam ini datang mengunjungi pemimpin, maka sejatinya dialah yang dikunjungi dan pemimpin adalah pengunjungnya. 

Karena dalam segala kondisi, pemimpin itulah yang memperoleh pertolongan-pertolongan dan banyak manfaat darinya.

Halaman:

Editor: Aris Maya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x