Tanpa basa-basi sang ibu protes, membandingkan makanan anaknya dengan makanan yang barus aja dikonsumsi Syekh Abdul Qodir Jailani.
“Menurut penglihatan saya, tuan Syekh makan dengan makanan yang serba enak, sedang anak saya badannya kurus karena makannya hanya bubur gandum dan roti kering. Kenapa ada perbedaan?” tanya perempuan tersebut bernada buruk sangka.
Syekh Abdul Qodir Jailani pun mendengarkan saja ocehan sang ibu hingga berakhir. Lalu beliau menunjukkan sesuatu yang membuat sang ibu tertegun.
Syekh Abdul Qodir Jailani pun meletakkan tangannya di atas tulang-tulang ayam.
“Qumii bi idznillahi ta’ala alladzi yuhyil idhaama wahiya ramiim (berdirilah dengan izin Allah SWT. yang menghidupkan tulang belulang yang sudah hancur),” ucap Syekh Abdul Qodir Jailani.
Betapa terkejutnya sang ibu saat tiba-tiba melihat tulang-belulang itu itu menyatu dan berdiri menjadi ayam dalam kondisi hidup dan berkokok.
“Tidak ada tuhan selain Allah, Muhammad utusan Allah, Syekh Abdul Qadir al-Jilani kekasih Allah,“ sahut perempuan tersebut.
Syekh Abdul Qodir Jailani pun sedikit menjelaskan kepada ibu dan anaknya yang menjadi santri di majelisnya.