Lima Karya Puisi Terkenal Jalaludin Rumi 'Sang Pujangga Cinta Illahi'

- 27 Mei 2022, 22:55 WIB
Ilustrasi Maulana Jalaludin Rumi
Ilustrasi Maulana Jalaludin Rumi /republika/

Para pencinta di setiap waktunya
Terbakar hatinya senantiasa
Seumpama desa yang hancur binasa
Mereka tak mungkin ditarik pajak dan bea
Maka bila pada lahir mereka keliru terlihat
Atau dalam ucap mereka khilaf melesat
Jangan pernah engkau anggap
Sebagaimana mayat para syuhada
Tak perlu kau mandikan
Meski di sekujur jasadnya
Darah bergelepotan

3. Musuh Terbesarmu

Hawa nafsu adalah ibunda segala berhala
Berhala benda ialah ular
Sedang berhala jiwa ialah naga
Mudah bagimu menghancurkan berhala benda
Namun menganggap mudah menghancurkan berhala hawa
Adalah ketololan yang nyata
Wahai Anakku
Bila kau ingin tau bentuk nafsu
Bacalah tentang neraka bertujuh pintu
Dari nafsu, setiap saat bermunculan muslihat
Dadi setiap tipu, seratus Fir'aun dan tentaranya terjerat

4. Dia Tidak di Tempat Lain
Salib dan ummat Kristen, ujung ke ujung, sudah kuuji.
Dia tidak di Salib.
Aku pergi ke kuil Hindu, ke pagoda kuno.
Tidak ada tanda apa pun di dalamnya.
Menuju ke pegunungan Herat aku melangkah, dan ke Kandahar 
Aku memandang. Dia tidak di dataran tinggi maupun dataran rendah. 
Dengan tegas, aku pergi ke puncak gunung Kaf (yang menakjubkan).
Di sana cuma ada tempat tinggal (legenda) burung Anqa.
Aku pergi ke Ka'bah di Mekkah. Dia tidak ada di sana.
Aku menanyakannya kepada Avicenna (lbnu Sina) sang filosuf
Dia ada di luar jangkauan Avicenna ...
Aku melihat ke dalam hatiku sendiri.
Di situlah, tempatnya, aku melihat Dirinya.
Dia tidak di tempat lain.

5. Aku Adalah Kehidupan Kekasih Ku

Apa yang dapat aku lakukan, wahai ummat Muslim? 
Aku tidak mengetahui diriku sendiri.
Aku bukan Kristen, bukan Yahudi,bukan Majusi, bukan Islam.
Bukan dari Timur, maupun Barat.
Bukan dari darat, maupun laut.
Bukan dari Sumber Alam, bukan dari surga yang berputar,
Bukan dari bumi, air, udara, maupun api;
Bukan dari singgasana, penjara, eksistensi, maupun makhluk;
Bukan dari India, Cina, Bulgaria, Saqseen;
Bukan dari kerajaan Iraq, maupun Khurasan;
Bukan dari dunia kini atau akan datang:

Bukan dari Adam, Hawa, taman Surgawi atau Firdaus;

Tempatku tidak bertempat, jejakku tidak berjejak.

Baik raga maupun jiwaku: semuanya adalah kehidupan Kekasihku ***

Halaman:

Editor: Ahmad Asari

Sumber: Maestro Cinta Illahi Karya Mahbub Djamaludin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x