Membuka Lagi Pesan Habib Umar bin Hafidz Tentang Pentingnya Menjaga Kedamaian di Indonesia, Simak Baik-baik!

29 Januari 2022, 00:01 WIB
Membuka Lagi Pesan Habib Umar bin Hafidz Tentang Pentingnya Menjaga Kedamaian di Indonesia. /Instagram @kalam.habibumar

CIREBONPLUS - Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz atau yang akrab disapa Habib Umar bin Hafidz mendapat tempat yang luas di hati umat Islam Indonesia.

Meski tinggal di Tarim, Hadramaut, Yaman, namun pengaruhnya luas ke berbagai negara, terutama berpenduduk Muslim, termasuk Indonesia.

Habib Umar bin Hafidz adalah pendiri lembaga Darul Musthofa Hadramaut, majelis seperti pesantren besar yang ada di Indonesia.

Baca Juga: Pesan-pesan Habib Umar bin Hafidz Tentang Bagaimana Mencintai Rasulullah

Santrinya, berasal dari berbagai negara Muslim di dunia. Bahkan, santri dari Indonesia tergolong sangat banyak.

Banyak tokoh Muslim berpengaruh, terutama yang berusia muda, merupakan santrinya langsung yang belajar di Darul Musthofa.

Di Indonesia, Habir Umar masuk ke segala lini atau kelompok Islam, bahkan kelompok yang sering berbeda pendapat yang tajam tentang keislaman. Hal inilah yeng menjadikannya sangat potensial untuk menyatukan, minimal meredam perbedaan yang tajam, sehingga tidak menjadi konflik.

Baca Juga: Kenapa Mencintai Rasulullah Sampai Harus Menangis, Saat Bersholawat Misalnya? Ini Jawaban Logis Habib Umar

Tahun lalu, Habib Umar bin Hafidz menyampaikan pesan panjang yang berisi tentang kondisi Islam di Timur Tengah dan harapannya tentang kedamaian di Indonesia.

Berikut ini pesan yang disampaikan Habib Umar bin Hafidz yang dilansir Indramayu Hits dari laman resmi JATMAN:

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Shalawat serta Salam semoga tercurah kepada junjungan kita, hamba yang terpilih, pemberi petunjuk, manusia yang penuh amanat, junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: 4 Resep Tirakat Orang Tua agar Anak Menjadi Soleh Menurut Habib Luthfi, Ada Wirid Ini Saat Mencuci Beras

Semoga Shalawat serta Salam juga terlimpahkan kepada keluarganya, para sahabatnya, dan orang yang mengikutinya dengan keimanan dan keyakinan dan orang-orang yang telah diberi petunjuk dan rahmat, dan kepada semua para nabi dan rasul, dan kepada keluarga mereka, sahabat mereka, para malaikat dan hamba-hamba Allah yang shaleh.

Amma Ba’du. Kepada saudara-saudara kami dan orang-orang yang kami cintai dari Alim Ulama di Majelis al-Muwasholah secara khusus dan semua Ulama Ahlus Sunnah Wal Jamaah.

Juga semua kaum Muslimin yang menginginkan kebaikan dan petunjuk, dan kepada para murid kami dan orangorang yang bernisbat kepada kami.

Baca Juga: 5 Pesan Habib Luthfi Soal Nasionalisme dan Pancasila, yang Terakhir Bikin Merinding

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Kami menghimbau kepada saudara-saudara kami di Indonesia untuk selalu bertakwa kepada Allah SWT dalam memandang segala sesuatu.

Hendaknya tidak tergesa-gesa terhadap apa yang tampak dari kejadian-kejadian secara dhahir saja. Tujuannya agar tidak terjerumus kedalam kehancuran dan keburukan sebagaimana telah terjadi hal tersebut atas orang dan bangsa lain.

Cukup buat kita sebagai pelajaran kejadian-kejadian dan gerakan-gerakan yang ada di masa dan zaman ini sebagaimana telah begitu nyata apa yang terjadi di negara-negara Arab.

Baca Juga: Dialog Habib Luthfi dan Kiai Sepuh, Pelajaran Sebutir Nasi dan Makna Doa Makan yang Sangat Dalam

Gerakan dan pemberontakan yang mengatasnamakan Agama menurut pendapat kebanyakan mereka. Atas nama menolong agama Allah menurut pendapat sebagian besar mereka. Atas nama melawan orang-orang kafir dan para musuh Allah SWT menurut pendapat kebanyakan yang lain.

Tetapi tidak satupun yang berbuah dan membawa hasil. Yang terjadi hanya terealisasinya rencana-rencana yang timbul dari hawa nafsu.

Pada akhirnya akan mengakibatkan kehancuran ummat. Rusaknya persatuan ummat dan kesatuannya.

Baca Juga: Mengamalkan Ratib dan Hizb Perlu Ijazahkah? Ini Penjelasan Habib Luthfi

Bahkan berakibat pada – sedikit maupun banyak- hancurnya tradisi-tradisi ummat, menghancurkan kesejahteraannya, kekuatannya, terjadinya pertumpahan darah, rusaknya kehormatan, hilangnya harta benda, dan kerusakan-kerusakan yang sangat besar sebagaimana sudah terlihat dan begitu nyata dihadapan kita.

Maukah kejadian tersebut berpindah kepada kalian? Di negara kalian? dan menimpa kalian hal-hal buruk yang telah terjadi negara lain? Siapakah orang yang memunculkan pemikiran-pemikiran tersebut? dibawah perintah guru siapa?

Berdasarkan pandangan bijaksana seperti apa hal yang mengatas namakan agama Allah serupa ini? di bawah perintah orang ‘arif billah’ mana yang telah membangkitkan dan menyeret kalian kepada gerakan-gerakan semacam itu? pemikiran yang telah mendorong kita pada perkara-perkara -menurut sunnatullah- orang yang masuk ke dalam hal tersebut akan terkena bahaya, keburukan serta musibah.

Baca Juga: Makna Tauhid Dalam Surat Al Fatihah, Ini Penjelasan Maulana Habib Luthfi

Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah SAW tidak melakukan jihad kecuali setelah datang izin dari Allah SWT.

Dan setelah mendapatkan izinpun beliau SAW berusaha mendamaikan sesama kaum muslimin. Melakukan perdamaian dengan orang-orang musyrik yang telah memerangi kaum Muslimin. Juga membuat perjanjian damai dengan kelompok-kelompok lain dari orang-orang kafir.

Bahkan setelah peperangan beliau SAW berusaha memimalisir terjadinya pertumpahan darah. Mengubah peperangan menjadi sebuah kesejahteran, kedamaian, keamanan, dan ketentraman.

Baca Juga: Makna Tauhid Dalam Surat Al Fatihah, Ini Penjelasan Maulana Habib Luthfi

Bukan dengan menimbulkan fitnah, keburukan, dan kemudharatan yang baru. Maka bertakwalah kalian semua kepada Allah SWT.

Wahai Saudara kami, pahamilah rencana musuh-musuh Allah yang dilakukan saat sekarang ini di negara-negara Islam.

Mereka menginginkan bahwa setiap negara yang memiliki kemapanan ilmu, kebaikan, kedamaian, dan memiliki kemajuan yang senantiasa berkembang, serta tradisi-tradisi keislaman yang baik akan hancur.

Baca Juga: Habib Luthfi Ijazahkan Amalan Ini, Berharap Allah Bukakan Pintu Rezeki yang Luas dan Berkah

Itu bisa terjadi disebabkan timbulnya perbedaan pendapat, atau atas nama memerangi kemusyrikan, kekufuran, kedzoliman, dan sebagainya. Sehingga berubahlah keadaan menjadi perpecahan setelah terbangun tradisi yang baik.

Kehancuran dan runtuhnya kekuatan ummat yang terjadi kemudian. Hendaknya para Ulama dan orang-orang yang bernisbat kepada syariat dan Agama menjauhi pemahaman-pemahaman yang berdampak buruk terhadap hati, jiwa dan diri mereka.

Kalau tidak, mereka akan mengulang kembali kejadian-kejadian pahit tanpa ‘bayyinah’ dan ‘bashirah’. Berjalan dibawah ‘panji yang buta’ -عمية راية- (dorongan sektarian) sebagaimana disifati oleh Rasulullah SAW.

Baca Juga: 5 Tips dari Habib Luthfi agar Terhindar dari Fitnah Dunia

Mereka tidak mengetahui ujung pangkal, pungkasan, dan hasil dari tindakannya. Juga berdampak kepada siapa semua ini.

Kejadian saat ini memberikan gambaran nyata buat kita. Semua kita mendengar apa yang terjadi di Suriah, di Libya, di Irak, dan yang telah dialami di beberapa tempat di Yaman. Juga yang menimpa beberapa negara lain.

Itulah hasil dari gerakan yang mengatas namakan Islam hari ini. Lihatlah apa yang terjadi di Somalia setelah lebih dari duapuluh tahun. Yang bertambah hanyalah kesulitan diatas kesulitan dan problem baru di atas tumpukan masalah.

Baca Juga: Gus Baha : Sabar Ada Tiga Maqom atau Tingkatan

Maka bertakwalah kepada Allah SWT dalam agama kalian. Dalam amanat yang kalian emban. Dalam kewajiban kepada Tuhan kalian.

Dalam kewajiban terhadap Negara Indonesia, bangsa, rakyat dan negeri kalian. Jangan sampai masuk anasir dari orang-orang kafir yang tujuannya untuk menghancurkan kemajuan Islam, menumpahkan darah, menghancurkan kekuatan masyarakat, dan menghancurkan perkembangan baik yang terjadi di negara kalian.

Maka dari itu bersabarlah. Saling eratkan hubungan. Tolaklah kesempatan masuk dari para musuh Allah SWT. Semoga Allah menjaga kalian dari keburukan mereka, kedholiman mereka, dan mengumpulkan kalian dengan apa yang dicintai oleh Allah SWT.

Walhamdulillah Rabbil ‘Alamin. ***

Editor: Kalil Sadewo

Sumber: jatman.or.id

Tags

Terkini

Terpopuler