Dengan puisi ini aku bersaksi
bahwa hatinurani itu meski dibakar
tidak bisa menjadi abu.
Hatinurani senantiasa bisa bersemi
meski sudah ditebang putus di batang.
Begitulah fitrah manusia
ciptaan Tuhan Yang maha Esa. ***
Baca Juga: Tadarus Puisi: Gus Mus dalam “Pilihan” yang Sarat Makna