INDRAMAYUHITS – Sebagai seorang sastrawan, WS Rendra sangat produktif. Pada masa emasnya, ia hampir selalu menciptakan puisi sesaat setelah fenomema sosial, politik, budaya, bahkan keagamaan, mengusik nuraninya.
Ia dikenal sangat kritis. Bahkan dua tingkat dari sekadar kritis, ia berani dan pasang badan “melawan” tirani.
Salahsatu puisi yang menyentuh dan menjadi kritik WS Rendra terhadap ketidakbecusan kondisi adalah berjudul Kesaksian Akhir Abad.
Baca Juga: Mengenang WS Rendra, Burung Merak yang Berpetualang ke Banyak Benua
Clara Sinta Rendra, putri sang penyair dalam satu kesempatan seperti dikutip Indramayu Hits dari Antara News 6 November 2022 pernah mengatakan bahwa puisi Kesaksian Akhir Abad memiliki pesan moral yang relevan dengan kondisi masa kini, terkait dengan realitas kehidupan sosil, politik dan ekonomi di Indonesia serta kegaduhan dan riuhnya era Cybernetic.
Berikut ini puisi Kesaksian Akhir Abad karya WS Rendra yang dibuat 31 Desember 1999 dan disempurnakan 6 November 2001.
Kesaksian Akhir Abad (WS Rendra)
Ratap tangis menerpa pintu kalbuku.
Bau anyir darah mengganggu tidur malamku.
O, tikar tafakur !
O, bau sungai tohor yang kotor !
Bagaimana aku akan bisa
membaca keadaan ini?
Di atas atap kesepian nalar pikiran
yang digalaukan oleh lampu-lampu kota
yang bertengkar dengan malam,
aku menyerukan namamu:
Wahai, para leluhur Nusantara!