Bermodal Puisi dan Novel, 3 Anak Muda Indramayu Gabung Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia III

3 November 2020, 07:29 WIB
Ilustrasi puisi /Pixabay/DGlodowska/

PR INDRAMAYU – Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia (Munsi) kembali digelar Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melalui Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Kemdikbud.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari laman Badan Bahasa Kemdikbud, Munsi III digelar pada 2 hingga 5 November 2020 mendatang.

Tiga sastrawan asal Indramayu, Jawa Barat, turut memeriahkan Munsi di tahun ini. Mereka adalah Faris Al Faisal, Sri Sunarti, dan Kedung Darma Romansah.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Selasa, 3 November 2020: Nostalgia Akuarius hingga Hubungan Cinta Terbaik Virgo

Faris dan Sri mewakili provinsi Jawa Barat, sedangkan Kedung berangkat atas nama provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Tema Munsi III adalah “Memajankan Sastra Indonesia di Panggung Dunia”. Subtemanya dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu Pelindungan Sastra, Pembinaan Sastra, dan Pengembangan Sastra. Berikut subtema dan kategori tersebut:

1. Sastra Daerah sebagai Bagian dari Sastra Indonesia (Pelindungan Satra)

2. Kekaryaan pada Era Digital (Pembinaan Sastra)

Baca Juga: Kominfo Terapkan 3 Skema Pendanaan untuk Membangun Infrastruktur Digital, Berikut Ulasannya

3. Sastra Indonesia dalam Sastra Dunia (Pengembangan Sastra)

4. Sastrawan, Media, dan Pascarealitas (Pelindungan Sastra)

5. Sastrawan sebagai Profesi di Panggung Dunia (Pembinaan Sastra)

6. Pendidikan Sastra Indonesia di Panggung Dunia (Pengembangan Sastra)

Baca Juga: Turnamen Tenis ATP Finalis Digelar Tanpa Penonton, Bentuk Respons Tanggapi Jumlah Penderita Corona

Para peserta terbagi dalam kelompok berdasar kategori di atas. Faris Al Faisal masuk dalam kelompok Pembinaan Sastra, sedangkan Sri Sunarti dan Kedung Darma Romansah berada dalam kelompok Pelindungan Sastra.

Salah satu syarat calon peserta adalah mengirimkan karya yang telah dipublikasi selama 3 tahun terakhir. Karya puisi dikirim oleh Sri Sunarti.

Kumpulan puisinya tersebut berjudul “Di Pelataran Senja” yang diberi pengantar oleh Soni Farid Maulana dan terbit pada 2019.

Baca Juga: Dari Karikatur hingga Boikot Produk, Kini Macron Tuai Kontroversi Gegara 'Pembelaan' Berbahasa Arab

Selain sebagai penyair, Sri Sunarti aktif dalam kegiatan Obral Obrol, dan Gerakan Literasi Nasional (GLN) Gareulis Jawa Barat.

“Saya selain sebagai penyair/penulis, juga sebagai Pengurus Pegiat Literasi KoLiDer (Komunitas Literasi Dermayu), dan sebagai Pengawas SMP di Dinas Pendidikan Kab. Indramayu,” tutur Sri Sunarti kepada PikiranRakyat-Indramayu.com.

Kedung Darma Romansah mengirim novel berjudul “Telembuk, Dangdut, dan Kisah Cinta yang Keparat”. Pria kelahiran Cikedung, Indramayu, tersebut mewakili DIY pada penyelenggaraan Munsi kali ini.

Baca Juga: OJK Catat DPK Capai 2,8 Triliun dalam 491 Ribu Rekening Baru, Tirta Optimistis Bakal Terus Bertambah

Selain novel di atas, pria ini juga pernah menulis karya sastra berjudul “Kelir Slindet: Sebuah Novel”, dan “Uterus: Antologi Puisi”.

Sedangkan Faris Al Faisal mengirim “Novela Bunga Narsis”, “Antologi Puisi Bunga Kata”, dan “Kumcer Bunga Rampai Senja di Taman Tjimanoek”.

Satu karya lain dikirim Ketua Komite Sastra di Dewan Kesenian Indramayu (DKI) tersebut yakni “Antologi Puisi dari Lubuk Cimanuk ke Muara Kerinduan ke Laut Impian”.

Baca Juga: Ridwan Kamil Resmikan Tempat Pengisian Kendaraan Umum Listrik, Simbol Perubahan Gaya Hidup

Bersama Sri Sunarti, Faris Al Faisal turut aktif di dunia kesastraan di Indramayu termasuk dalam kegiatan bertajuk Obral Obrol.

Kegiatan tersebut secara umum mendiskusikan bahasa, sastra, sejarah, dan budaya Indramayu.

Tujuan diadakannya Munsi adalah meningkatkan lagi gairah bersastra, memberi wawasan kesastraan dan era 4.0, menjalin kerja sama dengan sastrawan terkait pengembangan, pembinaan, dan perlindungan sastra, serta memberi rekomendasi kepada pemerintah terkait sastra Indonesia.

Baca Juga: Cek Jadwal TV Liga Champions 4 November 2020, Salah Satunya Big Match Real Madrid vs Inter Milan

Berbeda dengan pelaksanaan sebelumnya, Munsi III kali ini digelar secara daring dan tatap muka. Setelah melalui proses seleksi, sebanyak 200 sastrawan terpilih sebagai peserta.

Para peserta diperbolehkan memilih untuk menghadiri acara itu via daring atau tatap muka. Pelaksanaan Munsi secara tatap muka diadakan di Hotel Novotel Mangga Dua, Jakarta Utara, dengan penerapan protokol kesehatan.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: Badan Bahasa Kemdikbud

Tags

Terkini

Terpopuler