Lebih lanjut ia mengungkapkan, ada fenomena menarik dari jajaran gunung api di Indonesia. Gugusan gunung api yang membujur dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara hingga Sulawesi dan Maluku memiliki karakteristik masing-masing. Selain dapur magma yang berbeda, bahan baku dari material vulkaniknya pun berbeda.
Dikatakan, Prof Mahfud, makin ke timur, bahan baku material vulkanik makin kaya unsur nutrisinya. Hal ini menyebabkan tanah hasil endapan material vulkanik di wilayah timur jauh lebih subur dibandingkan dengan wilayah barat.
“Tanah hasil erupsi Gunung Toba, misalnya. Itu tidak sesubur mineral hasil erupsi Gunung Merapi atau Semeru,” sambung Prof. Mahfud.
Baca Juga: Kata Syekh Ali Jaber Garam Bisa Mengusir Setan dan Jin
Secara alamiah, makin ke timur, sifat bahan vulkanik bersifat basaltik atau basa. Sementara sifat bahan vulkanik di wilayah barat bersifat andesit atau asam. Material basaltik lebih kaya unsur nutrisinya, sehingga menjadi lebih subur dibandingkan dengan material andesit.
Selain itu, faktor ketinggian lahan juga menjadi penentu kesuburan. Daerah bekas erupsi dengan ketinggian di atas 1.000 mdpl lebih subur dibandingkan daerah dengan ketinggian yang lebih rendah.
Ia juga menjelaskan, wilayah dengan ketinggian di atas 1.000 mdpl mengalami proes pelapukan material vulkanik yang lambat akibat faktor temperatur yang rendah. Proses pelapukan yang lambat menjadikan warna tanah menjadi lebih hitam karena mengandung banyak nutrisi.
Baca Juga: Egy Maulana Akan Menambah Daya Gedor Skuad Garuda Saat Hadapi Vietnam dan Malaysia
Di wilayah yang sebaliknya, memiliki suhu yang tinggi sehingga proses pelapukan menjadi lebih cepat dan menghasilkan warna tanah yang lebih cokelat. Tingkat kesuburannya lebih rendah dari tanah yang berwarna hitam.