Gunung Merapi Siaga, 94 Ekor Sapi Diungsikan Hingga Warga Dievakuasi

- 10 November 2020, 06:57 WIB
Gunung Merapi naik status dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III).
Gunung Merapi naik status dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III). /RRI

PR INDRAMAYU – Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kini berubah status dari waspada (level II) menjadi siaga (level III). Sejumlah tindakan evakuasi pun dilaksanakan pihak terkait.

Salah satu pihak yang bergerak adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Provinsi DIY.

Warga dan lembaga tersebut bahu-membahu dalam menyelamatkan sekira 94 ekor sapi perah pada Senin, 9 November 2020.

Baca Juga: Jangan Lupa! Program 'Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap' di Kabupaten Indramayu Secara Daring

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari ANTARA, sapi tersebut diketahui milik warga lereng Gunung Merapi yang terletak di Desa Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan.

"Hewan ternak produktif sapi perah ini dievakuasi ke kandang Komunal Dusun Singlar, Glagaharjo.

“Kandang komunal di Singlar dipilih karena kondisinya layak untuk sapi perah dan berada pada radius lebih dari 5 Kilometer dari puncak Merapi," ujar Pelaksana Kepala BPBD Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Selasa, 10 November 2020: Capricorn Nikmati Momen Hingga Virgo Bisa Berdamai

Kandang komunal di Singlar merupakan bangunan permanen. Oleh karena itu Joko Supriyanto menuturkan bahwa tempat itu layak untuk menampung sapi perah dan sapi produksi.

"Kalau kandang tidak layak nanti dikhawatirkan dapat menghambat produksi susu," ujarnya.

Terkait sapi pedaging milik warga, evakuasinya akan diarahkan ke kandang komunal Glagaharjo Cangkringan. Letak tempat itu adalah di lapangan sisi timur barak pengungsian Glagaharjo.

Baca Juga: Tips Mudah Atasi Demam Panggung, Salah Satunya Hindari Minuman Beralkohol

"Kami nanti akan membuat kandang yang bagus dari galvalum. Untuk menyiapkan kandang yang bagus butuh waktu, nah nanti kalau kandang sudah siap, maka ternak langsung dievakuasi," tutur Joko Supriyanto.

Pemilik ternak tetap bertanggung jawab dalam mencukupi kebutuhan pakan ternak di setiap harinya. Akan ada fasilitas truk yang bisa dimanfaatkan para pemilik ternak untuk mencari rumput di atas lereng Merapi. Mereka bisa mencari pakan bersama-sama.

Sementara itu, warga Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali dievakuasi tim relawan gabungan dan masyarakat sekitar. Dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, mereka dibawa ke Tempat Penampungan Pengungsian Sementara (TPPS).

Baca Juga: Cair! Bantuan Subsidi Gaji Karyawan Dimulai Hari ini, Namun ada Perbedaan dalam Penyaluran?

Sebanyak 128 warga yang terdiri atas ibu hamil, balita atau anak-anak, disabilitas, dan lansia turut dievakuasi. Hal ini diungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Bambang Sinung Harjo, pada Senin 9 November 2020.

Tata ruang tempat pengungsian telah diatur sedemikian rupa agar tetap mematuhi protokol kesehatan. Kedisiplinan warga bahkan dipantau oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali.

Warga diukur terlebih dahulu suhunya sebelum memasuki TPPS, mencuci tangan memakai sabun atau hand sanitizer, dan sebagainya.

Baca Juga: Simak Tips untuk Sutradara Pemula Agar Produksi Film Berjalan Lancar

Kepala Desa Tlogolele, Sungadi, menuturkan bahwa warga dievakuasi sejak sekira pukul 10.00 WIB. Dukuh terdekat dari puncak Merapi yakni Stabelan berjarak 3 sampai 3,5 kilometer.

"Jumlah 128 orang yang rentan itu, yakni ibu hamil sebanyak 5 orang, lansia (24), balita (35), anak (20), disabilitas (4) dan dewasa 44 orang. Namun, sesuai data total seluruhnya yang diajukan sebanyak 233 jiwa yang rentan," ujar Sungadi.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah