Mengenal 'Rumah Ibadah Tersenyum' Sebagai Upaya Tangani Limbah Minyak Jelantah di DKI Jakarta

- 6 November 2020, 08:00 WIB
Ilustrasi minyak jelantah kini bisa dijadikan menjadi investasi tabungan emas program kerjasama Pertamina dan Pegadaian
Ilustrasi minyak jelantah kini bisa dijadikan menjadi investasi tabungan emas program kerjasama Pertamina dan Pegadaian /Pixabay/congerdesign//
 
PR INDRAMAYU - Selama ini, yang terjadi adalah pembuangan minyak jelantah ke septic tank, saluran drainase, atau bahkan dipakai berulang-ulang yang tentu membawa dampak bagi kesehatan.
 
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menciptakan inovasi bernama Kampung Tersenyum. Inovasi itu untuk mengendalikan pencemaran minyak jelantah, sehingga bisa dikelola dan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. 
 
Limbah masih memiliki nilai ekonomis jika diolah menjadi bahan bakar biodiesel oleh suatu perusahaan.
 
 
Kampung Tersenyum memanfaatkan hal tersebut. Masyarakat bisa memanfaatkan limbah yang mereka hasilkan tiap hari untuk biaya kegiatan sosial mereka sendiri.
 
Bekerja sama dengan Rumah Sosial Kutub, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara meluncurkan program “Rumah Ibadah Tersenyum” sebagai upaya penanganan limbah minyak jelantah yang ada di Jakarta Utara.
 
Peluncuran program dilaksanakan di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, yang dihadiri Asisten Perekonomian dan Pembangunan Wali Kota Jakut, H Suroto, Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara Achmad Hariyadi, dan Direktur Rumah Sosial Kutub, Suhito, seperti dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari laman RRI Jumat, 6 November 2020.
 
 
Direktur Rumah Sosial Kutub, Suhito mengatakan, selama ini masyarakat membuang limbah minyak jelantah ke saluran air sehingga membuat lingkungan tercemar.
 
Di Jakarta Selatan, ucapnya, terdapat potensi 12 ton limbah minyak jelantah yang bisa diolah menjadi bahan bakar biodiesel. Karenanya dicanangkan Program Rumah Ibadah Tersenyum guna sedekah minyak jelantah.
 
“12 ton limbah minyak jelantah di Jakarta Selatan. Itu potensinya,” terang Suhito.
 
 
Sementara, Kepala Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Utara, Achmad Hariyadi mengungkapkan, pihaknya telah menjalankan program sedekah minyak jelantah yang dikumpulkan melalui rumah-rumah ibadah di Jakarta Utara.
 
“Program Rumah Ibadah Tersenyum sudah dilakukan soft opening dengan terbentuknya 210 tempat ibadah sebagai lembaga pengelola di Jakarta Utara. Berarti sudah ada 210 pengelola yang akan jadi mitra Rumah Sosial Kutub,” kata Hariyadi.
 
Hariyadi berharap program “Rumah Ibadah Tersenyum” ini nanti akan menjadi Program Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2021, sebagaimana yang telah diraih Jakarta Selatan dengan program “Kampung Tersenyum.”
 
 
“Insya Allah akan membawa keberkahan bagi Jakarta Utara,” kata Hariyadi.
 
Mewakili Wali Kota Jakarta Utara yang berhalangan hadir, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Wali Kota Jakarta Utara, H Suroto, menegaskan bahwa pihaknya sangat mendukung program yang diinisiasi Sudin Lingkungan Hidup Jakut itu.
 
“Perubahan cuaca tak menentu sebagai dampak El Nino, antisipasi banjir, ditambah lagi karena program Adipura sudah tidak jalan,” tutur Suroto. 
 
 
Suroto berharap program ini tidak berhenti pada peluncuran saja. Ia mendorong agar langkah-langkah teknisnya dijabarkan secara riil.
 
Program ini sejatinya sama dengan program yang pernah diluncurkan di Jakarta Selatan. Bedanya, jika di Jakarta Selatan pelopornya adalah warga di kelurahan-kelurahan dan penggerak PKK, maka program di Jakarta Utara ini berbasis di Rumah Ibadah.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah