"Pada saat seperti ini kita harus bisa berinovasi dan mencoba adaptasi dengan segala perubahan macam perubahan yang baru kita temui termasuk dengan bagaimana cara kita menikmati film," tutur Dian.
Salah satu manfaat digunakannya platform digital adalah dapat menjangkau penonton dari daerah yang belum memiliki bioskop. Belum meratanya bioskop ironisnya memaksa sebagian oknum untuk menonton film dari toko kaset bajakan atau melalui situs ilegal.
Baca Juga: Tinjau Penanggulangan Covid-19, Jabar Bergerak Subang Kunjungi Faskes Kecamatan
Hadirnya platform digital turut membantu pemberantasan kasus tersebut. Beberapa platform menawarkan keanggotaan atau harga menonton film yang cukup terjangkau.
Dukungan pemerintah
Salah satu upaya pemerintah agar dunia perfilman tetap menggeliat adalah tetap mengizinkan diadakannya syuting film selama pandemi. Hal yang perlu diperhatikan adalah tetap menerapkan protokol kesehatan.
Dalam situasi pandemi, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid, menyatakan bahwa Festival Film Indonesia (FFI) 2020 akan tetap diadakan. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjaga semangat para sineas dalam berkarya.
Baca Juga: Aksi Unjuk Rasa Omnibus Law Digelar Kembali Hari Ini, Mengaku Kecewa Jokowi Tak Temui Pendemo
FFI menjadi ajang bergengsi untuk mengapresiasi karya sineas. Perhelatan tersebut tidak boleh mati hanya gara-gara pandemi.
Selain itu, peran pemerintah dalam memajukan perfilman Indonesia di tengah pandemi adalah mengubah Perum Produksi Film Negara (PFN) menjadi perusahaan pembiayaan perfilman dan konten. Hal itu diungkap Direktur Utama Perum PFN, Judith J.N. Dipodiputro.