Komentari Isu Ahok jadi Calon Presiden RI, Bin Firman: Gaya Kepemimpinan Ahok Sulit Diterima

- 21 Oktober 2020, 14:21 WIB
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Punama alias Ahok*/instagram/@basukibtp
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Punama alias Ahok*/instagram/@basukibtp /

 

PR INDRAMAYU- Peluang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang sedang menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) untuk menjadi Presiden RI sangatlah kecil.

Bin Firman Tresnadi selaku Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring (IDM) mengatakan, diantara penyebabnya adalah tempramen, juga tidak memiliki basis partai pendukung.

"Gaya kepemimpinan Ahok sulit diterima. Cara Ahok berkomunikasi, temperamen dan seterusnya bisa menjadi hambatan tersendiri bagi Ahok untuk maju jadi presiden," kata Bin Firman.

Baca Juga: Meski di Masa Pandemi Covid-19, Esport Indonesia Torehkan Prestasi Membanggakan

"Tentu faktor etnis juga sangat menentukan. Indonesia bukan Jakarta dimana pertimbangan etnis masih menjadi dominan dalam kesadaran masyarakat," lanjutnya.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari RRI, dalam sebuah unggahan Channel Youtube milik seniman Butet Kartaredjasa yang berjudul "Kalau Ahok Jadi Presiden, Apa yang Dilakukan",

Ahok menyatakan bahwa semua orang pasti punya salah, tetapi jika dirinya menjadi Presiden RI, maka anak koruptor sekalipun dapat masuk ke jajaran birokrasi, asalkan sudah menyatakan komitmen untuk jujur dalam bekerja.

Baca Juga: Kemenkopolhukam Ajak Media Massa Mengedukasi Masyarakat untuk Pilkada Serentak 2020

Namun, apabila ada pejabat yang berani melakukan korupsi, maka penegakan hukum yang keras harus dilakukan. 

Jika terdapat seorang pejabat atau tokoh yang tersandung kejahatan di masa lalu, maka ditegaskannya proses hukum tetap harus dijalankan. 

Namun, jika diperlukan, maka setelah putusan berkekuatan hukum tetap diucapkan oleh hakim, seorang Presiden dapat melakukan rekonsiliasi atau pemutihan.

Baca Juga: Sebut Jaga Kerja Sama Selama 62 Tahun, Rachmat Gobel: Perdana Menteri Jepang Bawa Pesan Khusus

"Langsung dilakukan pemutihan dosa-dosa lama. Supaya dari rezim ke rezim ini tidak dijadikan ATM. Anak pejabat yang korupsi pun belum tentu korup, belum tentu dia tidak punya hati melayani rakyat, belum tentu dia tidak punya hati menolong yang miskin dan yang butuh pertolongan," kata Ahok.

Ahok juga sempat berbicara tentang kenaikan gaji dan tunjangan serta subsidi bagi aparat TNI, terutama yang mempunyai jasa dalam membela bangsa di peperangan.

Meski demikian, dipertegas soal dirinya masih punya peluang atau tidak menjadi seorang presiden, Ahok pun melontarkan gurauannya.

Baca Juga: Seorang Wiraswasta Indramayu Terkonfirmasi Positif Covid-19, Sedangkan 5 Orang Dilaporkan Sembuh

"Saya masih bisa jadi presiden, presiden direktur," gurauannya saat itu.

Menurut Ahok, ada narasi yang hilang di negara ini tentang asal-usul dirinya. 

"Tiba-tiba seolah-olah saya bukan orang Indonesia asli, ada narasi yang hilang. Kalau kita bicara keyakinan, kita susah mengatakan siapa yang paling benar. Tapi kalau anda katakan beriman, ya saya lihat dari perbuatan kamu dong. Perbuatan kamu menunjukkan iman kamu enggak? Jadi enggak usah suruh saya tunjukkan iman saya, saya akan tunjukkan melalui perbuatan saya. Anda akan tahu iman saya seperti apa," ujar Ahok.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x