Soal Bencana Alam di NTT, Sektetaris Jenderal MUI: Ini Musibah

- 8 April 2021, 15:39 WIB
MUI sebut bencana terjadi karena faktor manusia yang tak merawat alam dan tak mawas diri.*
MUI sebut bencana terjadi karena faktor manusia yang tak merawat alam dan tak mawas diri.* /Antara Foto/Andi Firdaus

PR INDRAMAYU – Bencana alam yang terjadi di wilayah Indonesia sejak awal 2021 ini menjadi momok bagi masyarakat.

Banyaknya kejadian bencana alam meliputi banjir, puting beliung, tanah longsor, gempa bumi, gelombang pasang atau abrasi hinga kebakaran hutan dan lahan mengakibatkan banyak kerusakan hingga memakan korban jiwa.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Antara, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 372 kejadian bencana alam di wilayah Indonesia sejak awal tahun 2021 yang diperbaharui pada Februari.

Kejadian-kejadian bencana alam menyebabkan banyak orang yang meninggal dunia dan terluka, rumah-rumah rusak, bahkan juga mengakibatkan sejumlah orang hilang.

Baca Juga: Simak 12 Gejala Asam Lampung Naik yang Wajib Anda Ketahui, Salah Satunya Mulut Terasa Asam

Bencana alam baru-baru ini juga terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur Indonesia yang menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa daerah disekitarnya.

Menanggapi hal tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan bahwa setiap bencana yang muncul tersebut disebabkan oleh faktor perilaku manusia yang tak mawas diri dan merusak alam.

Masih dikutip dari sumber yang sama, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Amirsyah Tambunan yang mengatakan bahwa perilaku manusia yang tak mawas diri itu dapat dilihat dari menurunnya etika manusia dalam memperlakukan alam.

Baca Juga: Prediksi Granada Vs Man United, Arsenal Vs Slavia Praha: Prakiraan Pemain, Link Live Streaming

“Hutan menjadi gundul dan tanaman berkurang secara signifikan. Akibatnya, suhu, iklim, dan kecepatan angin menjadi ekstrim yang dibebakan karena rusaknya ekosistem dalam skala kecil maupun skala yang luas,” ujarnya.

Menurut Amirsyah, bencana alam yang terjadi di Indonesia tersebut hendaknya menjadi peringatan bagi manusia agar senantiasa berserah diri dan memperbaiki diri, serta memperlakukan alam sebagaimana mestinya.

“Wajarlah kiranya pada saat terjadi bencana, Islam mengajarkan agar manusia selalu melakukan introspeksi diri, melakukan muhasabah atas dosa dan kesalahan yang telah dilakukan,” katanya dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Antara.

Baca Juga: Dapat Kado Pernikahan dari Jokowi, Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar Kaget Lihat Isinya

Selain itu, Amirsyah juga meminta kepada para korban bencana banjir bandang dan longsor yang baru-baru ini terjadi di NTT untuk tetap bersabar atas musibah tersebut.

“Bencana ini semua merupakan musibah, ujian atau cobaan. Bagi masyarakat NTT yang terkena bencana, diharapkan untuk bersabar, ridha dan berserah diri kepada Allah semata seraya berdoa memohon kekuatan dalam menghadapinya,” ujarnya.

Terkait bencana alam tersebut, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan hipotesis mengenai korelasi pemanasan global dengan kejadian siklon, termasuk siklon tropis Seroja.

Baca Juga: Kecamatan Kroya Raih Nilai Tertinggi Calon Ibu Kota Inbar, Ini Penjelasan Hasil Kajian Unpad 

Dwikorita mengatakan bahwa bencana yang terjadi di sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat tersebut disebabkan oleh kejadian siklon tropis seroja tersebut.

“Karena penyebabnya adalah semakin panasnya suhu muka air laut, yang tentunya laut itu tempat mengabsorbsi karbondioksida, dan itu adalah dampak dari gas rumah kaca, bisa dirunut kesana. Ini baru hipotesis ya, tapi ada korelasi dengan peningkatan suhu muka air laut yang dipengaruhi juga oleh global warming (pemanasan global),” katanya.

Dwikorita menyampaikan bahwa Siklon Tropis Seroja tersebut cukup dahsyat karena masuk sampai kedaratan.

Baca Juga: Menjelang Ramadhan 2021, Dewi Sandra: Harus Pastikan Semua Hal yang Kulakukan Berarti

Kejadian tersebut menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa daerah seperti Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Malaka Tengah, Kabupaten Lembata, Kabupaten Ngada.

Selain itu bencana tersebut juga menghampiri Kabupaten Alor, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Kabupaten Ende.***

 

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x